Transaksi Digital Selama Ramadan Melonjak, Artajasa Fokus Tingkatkan Keamanan

Transaksi Digital Selama Ramadan Melonjak, Artajasa Fokus Tingkatkan Keamanan

Jakarta – Penyedia sistem pembayaran digital, Artajasa mencatat jumlah transaksi melalui jaringannya meningkat sepanjang Ramadan dan Idulfitri 2025. Transaksi melalui ATM Bersama dan ATM Bersama QR tumbuh 17,5 persen, sementara ATM Bersama Debit tumbuh 18,3 persen. Peningkatan ini mencerminkan tingginya aktivitas masyarakat, baik dalam pengiriman uang antar keluarga maupun transaksi bisnis.

Selain itu, perputaran uang elektronik serta penggunaan kartu debit dan kredit juga mengalami kenaikan signifikan, seiring meningkatnya konsumsi masyarakat selama Ramadan dan Idulfitri. Implementasi fitur terbaru QRIS Tap yang diperkenalkan oleh Bank Indonesia juga diprediksi akan mempercepat adopsi keuangan digital di Indonesia.

Armand Hermawan, Direktur Utama Artajasa mengatakan seiring dengan meningkatnya transaksi digital, aspek keamanan menjadi perhatian utama. Potensi risiko kejahatan siber, seperti phishing dan skimming, semakin meningkat seiring dengan melonjaknya jumlah transaksi.

Baca juga: Artajasa Dorong QRIS Tap NFC jadi Metode Pembayaran Berskala Internasional

Artajasa memastikan bahwa setiap transaksi yang diproses dalam jaringannya dilindungi oleh sistem keamanan berlapis yang sesuai dengan standar global.

“Keamanan dan perlindungan pelanggan adalah prioritas utama kami. Kami bekerja sama dengan mitra strategis yang merupakan pakar keamanan siber serta menerapkan standar global yang ketat untuk memastikan setiap transaksi tetap aman dan terlindungi,” kata Armand dikutip 10 April 2025.

Sebagai upaya memperkuat keamanan, Artajasa telah mengantongi berbagai sertifikasi internasional, termasuk ISO 27001 untuk manajemen keamanan informasi, ISO 9001 untuk standar manajemen mutu, serta PCI DSS yang memastikan perlindungan data transaksi pembayaran.

“Selain itu, pemantauan sistem dilakukan secara ketat selama 24 jam setiap hari guna mengantisipasi potensi ancaman keamanan secara real-time,” tambah Armand.

Menurut Armand, kepercayaan masyarakat terhadap layanan pembayaran digital harus diimbangi dengan infrastruktur yang andal serta mekanisme perlindungan yang kuat agar pengalaman bertransaksi tetap aman dan nyaman.

“Sinergi dengan regulator serta berbagai institusi lintas industri juga menjadi bagian dari strategi untuk menciptakan ekosistem keuangan digital yang lebih aman, andal, dan inklusif, sehingga dapat terus berkembang dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Armand.

Baca juga: BRI Catat Lonjakan Transaksi BRImo 34,57 Persen, Capai Rp5.596 Triliun

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara mengatakan untuk menghadapi ancaman siber, OJK telah menerbitkan pedoman untuk perbankan domestik dalam menghadapi dan memulihkan layanan dari insiden siber. OJK juga kembangkan roadmap pengembangan mencakup strategi inovasi keuangan digital.

OJK juga mengingatkan agar masyarakat dapat untuk terus waspada terhadap ancaman siber yang terus berkembang. “Ancaman terhadap data pribadi makin kompleks,” kata Mirza beberapa waktu lalu.

Related Posts

Top News

News Update