Menyelisik Tren Bitcoin Tahun Baru Imlek 2025: Bagaimana Sentimen Pasar Kripto?

Menyelisik Tren Bitcoin Tahun Baru Imlek 2025: Bagaimana Sentimen Pasar Kripto?

Jakarta – Kembalinya Presiden Trump ke Gedung Putih memberikan dorongan signifikan pada aset kripto dalam beberapa bulan terakhir. Bitcoin (BTC) berhasil melampaui USD100.000 bulan lalu setelah kemenangan Trump dalam pemilu.

Pekan lalu, Trump menandatangani perintah eksekutif yang membuka jalan bagi regulasi yang ramah industri serta penyediaan cadangan aset kripto nasional, yang merupakan salah satu janji kampanye utamanya kepada industri ini.

Namun, pasar aset kripto global mengalami guncangan besar akibat kemunculan startup AI asal Tiongkok, DeepSeek. Pada 27 Januari 2025, Bitcoin dan aset kripto utama lainnya mengalami tekanan besar, dengan total likuidasi mencapai hampir USD1 miliar.

Volatilitas yang terjadi menimbulkan pertanyaan mengenai hubungan antara perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan dan pengaruhnya terhadap ekosistem keuangan.

Pergerakan Bitcoin pada Akhir Januari

Sementara itu, pada perdagangan Selasa, 28 Januari 2025, pukul 08.00 WIB, Bitcoin (BTC) berada di posisi USD101.818, naik tipis 0,11 persen dalam 24 jam terakhir, namun turun 7,15 persen dari level all-time high (ATH) USD109.664.

Baca juga: “Tersengat” DeepSeek, Nvidia Alami Rekor Kerugian Hampir Rp9.745 Triliun
Baca juga: Donald Trump Rombak Inpres era Biden, Tegaskan Ambisi AS jadi Pusat AI dan Kripto

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan bahwa setelah retest resistance trendline pada perdagangan Senin, 27 Januari 2025, saat ini BTC berpotensi menuju USD105.000.

“Perlu diantisipasi penurunan di bawah MA-50 (USD99.000), yang berpotensi membawa BTC turun lebih lanjut menguji support USD91.000,” ucap Panji dalam risetnya yang dikutip pada Rabu, 29 Januari 2025.

Panji menjelaskan bahwa pekan ini akan menandai penutupan bulan Januari sekaligus membawa pasar aset kripto memasuki Februari, bulan yang cenderung ditutup dengan hasil positif selama lebih dari satu dekade terakhir.

Faktor-Faktor Ekonomi yang Memengaruhi Pasar Kripto

Namun, pekan ini juga menjadi momen krusial bagi pasar aset kripto dengan dirilisnya data ekonomi utama dari AS, termasuk estimasi pertumbuhan PDB dan metrik inflasi, yang diperkirakan akan memengaruhi sentimen investor dan tren pasar.

Di sisi lain, pekan ini merupakan awal dari Tahun Baru Imlek 2025. Perayaan Tahun Baru Imlek kerap menjadi momen optimisme bagi pasar, termasuk aset kripto seperti Bitcoin sekaligus menjadi indikator potensi keuntungan bagi investor.

Adapun peristiwa ekonomi utama yang dapat berdampak signifikan pada pasar aset kripto antara 27-31 Januari 2025, salah satunya adalah data Consumer Confidence Index, yang memberikan wawasan mengenai sentimen dan tren belanja konsumen.

Baca juga: Elon Musk Ubah Profil X jadi ‘Kekius Maximus’, Nilai Kripto Meroket
Baca juga: Bitcoin Berhasil Tembus Level USD100.000, Berikut Sentimen yang Perlu Dicermati
Baca juga: Transaksi Ajaib Kripto Naik 10 Kali Lipat hingga Oktober 2024, Ini Nilainya

Lebih lanjut, pada Rabu, 29 Januari 2025, Federal Reserve mengadakan Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pertama tahun 2025 untuk menguraikan kebijakan moneter di bawah administrasi baru.

Selain itu, estimasi Pertumbuhan PDB Amerika Serikat (AS) kuartal IV-2024 diperkirakan melambat menjadi 2,7 persen dari 3,1 persen pada kuartal III-2024. 

Pembacaan yang lebih tinggi dari perkiraan dapat mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga dan memberikan tekanan pada pasar aset kripto. Sebaliknya, angka PDB yang lebih rendah dapat menjadi alasan bagi pelonggaran moneter, yang berpotensi mendukung aset kripto.

Dampak Kebijakan Moneter AS terhadap Bitcoin

Selanjutnya, data Inflasi PCE Core sebagai indikator inflasi pilihan Federal Reserve juga akan diawasi ketat untuk mencari tanda-tanda tekanan inflasi. Inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dapat memperkuat dolar AS dan menekan harga Bitcoin, karena investor cenderung beralih ke aset berbasis dolar.

Sebaliknya, angka inflasi yang lebih rendah dapat melemahkan dolar dan memberikan dorongan bagi aset kripto seperti Bitcoin.

Baca juga: Hingga Akhir 2024, Pemerintah Kantongi Rp1,09 Triliun dari Pajak Kripto
Baca juga: Rekor ATH Bitcoin Berlanjut, Begini Prediksi Pasar Kripto Pekan Ini

Sementara itu, kebijakan pemerintahan Trump diperkirakan akan mendorong pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve, sambil menerapkan kebijakan yang bertujuan merangsang pertumbuhan ekonomi melalui pengurangan pajak dan peningkatan belanja infrastruktur.

“Perlu dicatat bahwa korelasi antara Bitcoin dan indeks keuangan tradisional seperti Nasdaq meningkat belakangan ini, menunjukkan bahwa faktor makroekonomi memainkan peran lebih besar dalam membentuk tren pasar aset kripto,” tutupnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

Top News

News Update