Jakarta – Siapa pemilik dari Taman Safari Indonesia? Pertanyaan tersebut banyak diperbincangan publik luas seiring mencuatnya dugaan eksploitasi eks para pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI).
Mereka pun kini telah mengajukan pengaduan kepada Wakil Menteri Hak Asasi Manusia, Mugiyanto, pada 15 April 2025.
Menurut pengakuan para korban, mereka mengalami kekerasan fisik, eksploitasi, dan perlakuan tak manusiawi selama bertahun-tahun ketika beratraksi di pelbagai tempat, termasuk di Taman Safari Indonesia.
Sementara itu, Tony Sumanpau, salah satu pendiri Taman Safari Indonesia, membantah akan tuduhan tersebut. Menurutnya, klaim kekerasan yang disampaikan tersebut tidak masuk akal.
Bahkan, dirinya juga menunjukkan bukti video kegiatan OCI yang menunjukkan bahwa para pekerja anak-anak tampak ceria, sebagai upaya klarifikasi terhadap tuduhan yang ada.
Baca juga: Siapa Pemilik Alfamart yang Tutup 400 Gerai Sepanjang 2024? Ini Dia Sosoknya
Pendiri Taman Safari Indonesia
Di luar polemik sengit tersebut, Taman Safari Indonesia sendiri dimiliki oleh keluarga Manansang yang telah dikenal luas dalam dunia konservasi dan pariwisata.
Diketahui, Hadi Manansang adalah pendiri Taman Safari Indonesia. Ia memiliki tiga putra yakni Jansen Manansang, Frans Manansang, dan Tony Sumampau.
Keempatnya mempunyai peran penting dalam membesarkan nama Taman Safari Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata konservasi populer di Tanah Air.
Peran penting dan perjuangan tersebut, sempat diabadikan dalam sebuah buku ‘Tiga Macan Safari: Kisah Sirkus Ngamen Sebelum Permanen’.
Buku tersebut telah diluncurkan oleh Gramedia Pustaka, pada Sabtu (14/12), bertempat di Aquarium Jakarta, Neo Soho, Jakarta Barat.
Jika telisik lebih jauh, Jansen Manansang, lahir di Jakarta pada 1942. Mengutip laman resmi Yayasan Badak Indonesia (YABI), ia merupakan salah satu tokoh pendiri Taman Safari Indonesia yang pada saat itu (1980) menjadi taman safari pertama di ASEAN.
Dedikasi dan kecintaannya terhadap satwa menjadikan Taman Safari Indonesia kini menjadi sarana edukasi dan wisata dengan koleksi lebih dari 2.500 satwa dari hampir seluruh penjuru dunia.
Baca juga: DPR Soroti Gelombang PHK Massal di Tangerang, 3.500 Pekerja Terdampak
Ia bukanlah orang baru yang berkecimpung di dunia konservasi badak. Sosoknya turut andil di proses pembangunan Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas di tahun 1990-an.
Sebelumnya, Jansen Manansang juga menjadi salah satu bagian dari Dewan Pembina Yayasan Badak Indonesia.
Menurut informasi, Jansen Manansang hingga kini masih aktif dan bahkan memperoleh penghargaan sebagai Father of Wildlife Conservation. Bahkan generasi ketiga, putra Jansen Manansang, yaitu Willem Manansang juga terlibat dalam pengelolaan Taman Safari Indonesia Group. (*)
Editor: Galih Pratama