Jakarta – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Public Expose PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) yang digelar di Pacific Century Place, Jakarta, pada Selasa, 27 Mei 2025, menetapkan susunan direksi dan dewan komisaris yang baru.
Dalam rapat tersebut, Junita Wangsadinata diangkat sebagai Direktur Bisnis menggantikan Endah Winarni.
Lalu Jeffrey Bob Karman ditetapkan sebagai Direktur Kredit & Risiko, dan Rony Teja Sukmana sebagai Komisaris Independen Perseroan.
Masa jabatan mereka berlaku hingga penutupan RUPS 2028, efektif setelah memperoleh persetujuan OJK sesuai dengan ketentuan No. 39/SEOJK.03/2016.
Baca juga: Kinerja Bank Maspion Impresif di September 2024, Laba dan Kredit Tumbuh Double Digit
Direktur Utama Bank Maspion, Kasemsri Charoensiddhi, menyatakan bahwa penetapan jajaran baru ini diharapkan memperkuat kapabilitas manajerial perusahaan untuk mendukung strategi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Jajaran Direksi dan Dewan Komisaris Terbaru
Dewan Komisaris
- Komisaris Utama: Chat Luangarpa
- Komisaris: Diana Alim
- Komisaris Independen: Alan Jenviphakul
- Komisaris Independen: Pardi Kendy
- Komisaris Independen: Rony Teja Sukmana*
Direksi
- Direktur Utama: Kasemsri Charoensiddhi
- Direktur Bisnis: Junita Wangsadinata*
- Direktur Operasional: Iis Herijati
- Direktur Kredit dan Risiko: Jeffrey Bob Karman*
- Direktur Kepatuhan & Legal: Viktor Ebenheizer Fanggidae
(*efektif setelah memperoleh persetujuan OJK)
Kinerja Perusahaan
Selain menetapkan direksi dan dewan komisaris yang baru, melalui RUPST, perseroan juga melaporkan pencapaian laba bersih bersih konsolidasi sebesar Rp25,59 triliun pada 2024, tumbuh 14,6 persen secara tahunan (YoY) dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga: Laba Citi Indonesia Susut 3,09 Persen Jadi Rp645,35 Miliar di Kuartal I 2025
Raihan laba bersih tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan operasional yang tumbuh 2,75 persen menjadi Rp96,1 triliun. Sementara laba operasional sebelum biaya provisi dan beban pajak penghasilan naik 2,77 persen menjadi Rp53,73 triliun.
Peningkatan laba tersebut juga diikuti lonjakan liabilitas yang tumbuh 22,39 persen atau setara Rp2,9 triliun, dari Rp12,94 triliun pada 2023 menjadi Rp15,84 triliun pada 2024.
Pertumbuhan itu ditopang oleh kenaikan giro sebesar 112,06 persen, dari Rp917 miliar pada tahun sebelumnya menjadi Rp1,95 triliun pada 2024.
Selain itu, terdapat peningkatan dana deposito berjangka sebesar Rp1,22 triliun, dari Rp9,03 triliun menjadi Rp10,26 triliun, yang ditopang oleh penempatan dana nasabah dalam rupiah maupun USD.
Penyaluran Kredit Capai 96,69 Persen dari Target
Sejalan dengan strategi bisnis di sektor produktif, realisasi penyaluran kredit mencapai Rp16,4 triliun atau 96,69 persen dari target sebesar Rp17 triliun.
Baca juga: Metrodata Electronics Tebar Dividen Rp294,6 Miliar, 39,8 Persen dari Laba Bersih 2024
Komposisi portofolio kredit menunjukkan dominasi kredit modal kerja dengan porsi 84,27 persen, diikuti oleh kredit investasi sebesar 15,03 persen, dan kredit konsumsi sebesar 0,70 persen.
“Peningkatan penyaluran kredit turut mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, sementara pertumbuhan simpanan dan aset memperkuat kontribusi Bank dalam mendukung berbagai inisiatif dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Kasemsri.
Aset Tumbuh, Rasio LDR Meningkat
Adapun total aset Perseroan bertumbuh 13,45 persen YoY yang pada tahun sebelumnya Rp19,67 triliun menjadi Rp22,3 triliun. Rasio LDR (Loan Deposit Ratio) Bank terealisasi sebesar 124,06 persen atau 3 persen lebih tinggi dibandingkan target bank sebesar 121,97 persen.
Hal tersebut disebabkan karena pencapaian Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank sebesar 95,06 persen lebih rendah dari pencapaian kredit Bank sebesar 96,69 persen.
Dari sisi rasio LLP (Loan Loss Provisions), per Desember 2024 menjadi sebesar 88,55 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang berada pada level 42,34 persen (YoY).
Peningkatan rasio LLP (Loan Loss Provisions), disebabkan oleh pembentukan overlay CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) sebagai langkah antisipatif menghadapi penerapan model baru pada 2025.
Kenaikan ini sejalan dengan pertumbuhan kredit dan mencerminkan komitmen Bank dalam menjaga prinsip kehati-hatian serta memperkuat resiliensi terhadap potensi risiko kualitas terhadap potensi risiko kualitas aset ke depan.
Baca juga: Laba Bersih Bank Maspion Merosot 44,96 Persen, Ini Penyebabnya
Kasemsri menyampaikan, pencapaian tersebut menegaskan komitmen Bank Maspion dalam mendukung kegiatan ekonomi produktif dan adaptif terhadap kondisi ekonomi dinamis.
“Bank Maspion terus menunjukkan kinerja solid yang mencerminkan komitmen jangka panjang dalam membangun hubungan dengan nasabah. Didukung oleh investasi berkelanjutan, Perseroan berhasil menghadirkan layanan perbankan yang efisien serta pengalaman nasabah yang semakin baik,” jelasnya.
Fokus Strategis di 2025
Untuk 2025, Bank Maspion memprioritaskan transformasi teknologi informasi, penguatan manajemen risiko, dan pengembangan layanan treasury seperti FX Spot, Forward, Swap, dan DNDF.
Bank juga melanjutkan penerapan LPG dan RAC, serta pemantauan kredit bermasalah sebagai bagian dari strategi menjaga kualitas aset.
Dengan strategi yang terarah dan fondasi kokoh, KBank dan Bank Maspion terus bersinergi memperkuat posisi sebagai institusi keuangan regional.
“Dengan membangun jembatan antara kekuatan regional dan keunikan pasar domestik, KBank bersama Bank Maspion berkomitmen menjadi katalisator perubahan positif dalam industri perbankan Indonesia, menciptakan nilai jangka panjang bagi masyarakat, dunia usaha, dan seluruh pemangku kepentingan,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra










