Investor Simak! IHSG Pekan Ini akan Dipengaruhi 3 Sentimen Berikut

Investor Simak! IHSG Pekan Ini akan Dipengaruhi 3 Sentimen Berikut

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.742 setelah melemah tajam sebesar 5,16 persen sepanjang pekan lalu. Secara teknikal, jika dilihat menggunakan time frame mingguan (weekly), IHSG telah mengalami breakdown dari indikator MA200 weekly, yang menjadi sinyal bearish.

Namun, pergerakan IHSG pada Jumat kemarin menunjukkan adanya rejection saat indeks berada di area support, membentuk candle hammer yang membuat IHSG masih mampu bertahan di support historis di kisaran level 6.600-6.700.

Melihat hal itu, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani, memaparkan dua potensi arah pergerakan IHSG ke depannya. Dalam jangka pendek, IHSG diperkirakan berpotensi mengalami rebound, sebagaimana ditunjukkan oleh rejection yang terjadi pada Jumat kemarin.

“Apabila IHSG akan menguat maka MA200 weekly dan resistance historikal menjadi target penguatan IHSG yang berada di level 6.880 hingga 6.970,” ujar Dimas dalam risetnya di Jakarta, Senin, 10 Februari 2025.

Baca juga: IHSG Sepekan Turun 5,16 Persen, Kapitalisasi Pasar jadi Rp11.595 Triliun

Selanjutnya, dalam jangka menengah, IHSG masih berpotensi melanjutkan tren pelemahannya. Hal ini terlihat dari grafik mingguan (chart weekly) yang menunjukkan target penurunan ke level support terdekat sekaligus support kunci di kisaran 6.500-6.600.

“Selain itu, aliran dana asing yang masih konsisten keluar dari IHSG serta sinyal patah tren yang terjadi di beberapa saham konglomerasi selama ini juga menjadi penopang bagi pergerakan IHSG,” imbuhnya.

Tiga Sentimen Utama Penggerak IHSG Pekan Ini

Tidak hanya itu, Dimas juga menyebutkan terdapat tiga sentimen yang wajib diperhatikan para trader pada pekan ini antara lain, sentimen musim dividen, keberlanjutan program Donald Trump, dan inflasi AS (Januari).

Terkait dengan sentimen persiapan bagi dividen, pada kondisi pasar normal biasanya investor asing mulai mencatatkan inflow ke IHSG mulai dari pertengahan Februari sebagai persiapan momentum pembagian dividen saham-saham big banks pada Maret-April.

“Jika kita analisa menggunakan probabilitas maka probabilitas investor asing mulai mencatatkan inflowke IHSG sebesar 50-50. Hal ini juga sekaligus menggambarkan probabilitas pergerakan IHSG ke depannya. Secara ilmu foreign flow, apabila investor asing memutuskan untuk masuk lagi ke IHSG maka IHSG berpotensi mengalami kenaikan, begitupun sebaliknya,” imbuhnya.

Baca juga: Awal Pekan, IHSG Masih Dibuka Melemah ke Posisi 6.702

Sentimen kedua, terkait dengan keberlanjutan program Donald Trump, statement maupun kebijakan yang dikeluarkan berdampak signifikan terhadap pergerakan market global.

Terakhir, ia merencanakan untuk menunda kenaikan tarif impor barang-barang dari Meksiko dan Kanada selama satu bulan, namun tetap menjalankan kebijakan tarif impor ini terhadap China dan memicu China untuk melakukan peningkatan tarif impor barang-barang dari AS setelahnya. 

Pada Jumat lalu, menurut laporan dari kantor kepresidenan AS, dinyatakan bahwa Donald Trump akan segera mengumumkan kebijakan “reciprocal tariff” pada minggu ini.

Apabila sesuai dengan laporan tersebut maka besar kemungkinan market mengalami volatilitas yang besar baik menjelang, saat ataupun sesudah pengumuman tersebut.

Baca juga: IHSG Tergelincir Akibat Kebijakan Tarif AS, Volatilitas Diperkirakan Sementara

Adapun sentimen terakhir, yakni sentimen inflasi AS (Januari) yang akan segera dirilis berdasarkan konsensusnya, diperkirakan bahwa AS akan mencatatkan inflasi tahunan sebesar 2,9 persen atau sama seperti bulan sebelumnya.

“Apabila inflasi terus mengalami kenaikan maka membuka peluang bagi The Fed untuk justru meningkatkan suku bunga acuannya dan hal ini tidak sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar dimana sebelumnya pelaku pasar berekspektasi suku bunga The Fed turun di sepanjang 2025 ini,” jelas Dimas. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

Top News

News Update