Jakarta – Tingginya perkembangan ekonomi digital memiliki potensi yang cukup besar untuk menggerakkan perekonomian nasional. Menurut riset Google, Temasek, dan Bain, ekonomi digital di Indonesia menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada 2020 lalu dan sebagian besar dari ekonomi digital ini digerakkan oleh fintech.
“Fintech memiliki peranan yang signifikan dengan nilai estimasi US$40 miliar dengan pertumbuhan tahunan mencapai 50% pada tahun lalu. Diperkirakan pada 2025 nanti, nilai fintech indonesia akan mencapai lebih dari US$100 miliar berkat munculnya berbagai layanan digital yang inovatif,” jelas Rizal Edwin Manangsang Asisten Deputi Ekonomi Digital Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam diskusi virtual, Kamis, 22 April 2021.
Selain terus menggerakkan ekonomi digital, Rizal berharap, fintech ke depan tidak hanya berperan sebagai penyalur pinjaman dan pembayaran online saja. Setiap perusahaan layanan keuangan digital ini memegang peranan penting dalam meningkatkan inklusi keuangan dan juga transformasi digital, khususnya di sektor UMKM.
Fintech diharapkan dapat ikut mendampingi dalam perencanaan dan pengelolaan keuangan, serta meningkatkan akses pelayanan keuangan di masyarakat khususnya UMKM. Dengan mendorong adopsi teknologi dan pemanfaatan layanan keuangan digital, setiap UMKM di Indonesia akan mampu naik kelas dan bersaing dengan berbagai kompetitor.
“Dengan indeks inklusi keuangan sebesar 76% pada 2019 lalu, pemerintah akan terus berupaya meningkatkannya hingga mencapai target 90% di 2024,” kata Rizal. (*) Evan Yulian Philaret
Editor: Rezkiana Np