Poin Penting
- BSya dari BCA Syariah menghadirkan layanan keuangan digital syariah terintegrasi, mulai dari tabungan, investasi, haji, hingga ZISWAF.
- Aplikasi BSya mendorong terciptanya care society, dengan memadukan inovasi teknologi dan nilai maqashid syariah dalam fitur-fitur spiritual.
- Transaksi dan pembiayaan melalui BSya terus tumbuh signifikan, termasuk pembiayaan emas yang naik 241,7 persen YoY per Mei 2025.
Jakarta - Maqashid syariah, bukan sekadar dua kata dalam bahasa Arab. Terlihat sederhana, tapi menyimpan makna yang begitu dalam. Bahkan Bismillah saja–yang satu kata–sudah mengandung arti menakjubkan bahwa setiap sebab dilakukan semata-mata karena Sang Pencipta: “Dengan nama Allah”.
Begitu pula dengan maqashid syariah. Secara sederhana, ia adalah tujuan utama dari aturan Islam. “Syariah” merupakan aturan sesuai ajaran Islam, sedangkan “maqashid” menjelaskan mengapa aturan itu ditetapkan–yakni, memberi maslahat untuk umat.
Para ulama klasik, seperti Imam Al-Ghazali dan Imam Asy-Syathibi, merumuskan ada lima pokok inti dalam maqashid syariah yang harus dijaga, yakni agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
Dengan kata lain, setiap praktik–termasuk dalam ekonomi dan keuangan, tidak berhenti pada halal maupun haram semata, tapi harus memastikan lima hal itu terlindungi agar benar-benar membawa manfaat, keadilan dan keberkahan.
Di sinilah peran maqashid syariah bagi industri perbankan syariah era digital. Bayangkan perbankan syariah sebagai kapal besar di lautan. Teknologi digital ibarat layar dan mesinnya, sementara maqashid syariah adalah kompasnya.
Tanpa kompas, kapal mampu berlayar kencang, tapi bisa tersesat. Namun dengan kompas, laju teknologi tetap berada di jalur yang benar: menuju kebaikan dan kemaslahatan.
Oleh karena itu, inovasi digital di perbankan syariah tidak sekedar soal aplikasi yang cepat atau transaksi yang instan. Lebih dari itu, inovasi harus menghadirkan kemaslahatan bagi masyarakat, memberi ruang digital yang syarat keberlanjutan.
Baca juga: Mendorong Ekosistem Perbankan Indonesia Timur yang Berkelanjutan
Sejalan dengan tren nasional, digitalisasi perbankan di Tanah Air memang sedang melesat cepat. Biro Riset Infobank (birI) mencatat, pada Juni 2025 volume proprietary channel, meliputi internet banking dan mobile banking, melonjak 25,80 persen atau menjadi 12,85 miliar kali. Sedangkan, nilai transaksi tumbuh 15,41 persen atau menjadi Rp46.760,11 triliun.
Perubahan ini membuktikan ketergantungan masyarakat pada teknologi semakin besar, sehingga bank-bank syariah fardu untuk tidak hanya hadir belaka, tetapi juga menghadirkan layanan digital yang bernas. Dengan cara ini, aspek spiritual dan teknologi bersinergi memperkaya pengalaman pengguna. Inovasi semacam ini menjadikan bank syariah sebagai institusi keuangan yang adaptif sekaligus unik.
Paradigma baru pun lahir: teknologi perbankan tidak hanya membentuk cashless society, tetapi juga menumbuhkan care society, yakni masyarakat digital yang modern, namun tetap menjunjung nilai kepedulian.
BSya by BCA Syariah: Merangkul Inovasi dan Ibadah
Bagaimana jika dalam satu layanan digital perbankan, seseorang bisa menabung, berinvestasi, mendaftar haji, hingga berzakat? Itulah yang ditawarkan BSya, aplikasi terbaru dari PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) yang berhasil meramu teknologi dengan nilai maqashid syariah.
Aplikasi tersebut tidak hanya memudahkan transaksi perbankan sehari-hari, tetapi juga merangkul dimensi keuangan dan spiritual dalam satu genggaman tangan.
“Dengan BSya, masyarakat bisa langsung mempraktikkan gaya hidup modern dan seimbang dengan mudah, mulai dari menabung, berinvestasi emas, setoran haji, sekaligus berzakat dalam satu aplikasi,” kata Vice President Cash Management BCA Syariah, Nadia Amalia Sekarsari, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Baca juga: BCA Syariah Catat Transaksi Mobile Banking BSya Tumbuh 20,1 Persen per Juni 2025
Nadia menambahkan bahwa pada Juni 2025, transaksi mobile banking BSya tumbuh 20,1 persen secara tahunan. “Pertumbuhan transaksi tersebut mencerminkan semakin besarnya minat masyarakat untuk mengelola keuangan secara syariah melalui kanal digital,” tambahnya.
ZISWAF dan Wakaf Digital: Pintu Amal di Genggaman
Salah satu fitur paling bermanfaat adalah layanan zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) yang tersedia di aplikasi BSya. Sekarang, cukup dengan beberapa ketukan di layar ponsel, niat berbagi bisa langsung disalurkan melalui BSya ke lembaga ZIS pilihan.
BSya pun menyediakan fitur autodebet zakat. Fitur ini memudahkan nasabah untuk menunaikan zakat secara rutin tanpa perlu melakukan pembayaran manual.
Menurut Kepala CSED-INDEF, Nur Hidayah, potensi keuangan sosial Islam luar biasa besar, mencapai Rp327 triliun. Bahkan, Kementerian Agama menyebut potensinya lebih tinggi hingga mencapai Rp500 triliun.
Namun, realisasinya baru sebagian kecil sekitar Rp42 triliun. Artinya, masih banyak ruang keuangan sosial Islam yang bisa digarap bank-bank syariah.
“Jadi layanan ZISWAF secara digital ini merupakan inovasi yang sangat bagus, dengan cara menggabungkan keuangan komersial dengan sosial. Inovasi semacam ini harus didorong. Misalnya, setelah orang bertransaksi di mobile banking, muncul opsi, yaitu apakah anda ingin berinfak, bersedekah, berzakat, atau berwakaf? Itu bisa memudahkan masyarakat menyalurkan dana sosialnya,” ujarnya, kepada Infobanknews, beberapa waktu lalu.
Baca juga: BCA Syariah Bakal Grand Launching Aplikasi BSya Tahun Depan
Nur mencontohkan, khusus wakaf, punya daya tarik spiritual yang kuat. Karena dalam hadis disebutkan, amal manusia akan terputus, kecuali tiga hal, yakni amal jariah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan doa anak saleh. Jadi, meski sudah meninggal, amal dari wakaf tetap mengalir.
“Sehingga orang pasti punya keinginan untuk wakaf. Karena itu, layanan wakaf via mobile banking, seperti yang ditawarkan BSya, sangat relevan dengan kebutuhan umat,” tuturnya.
Setoran Haji Digital: Rukun Islam dalam Satu Klik
BSya juga mempermudah perjalanan spiritual calon jemaah haji. Kini, nasabah bisa langsung melakukan setoran biaya ibadah haji, hanya melalui aplikasi BSya.
Caranya, calon jemaah cukup membuka Tabungan Haji iB, melakukan setoran awal Rp25 juta, dan langsung memperoleh nomor porsi dari Kementerian Agama (Kemenag) melalui integrasi dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT).
Inovasi tersebut membuka peluang masyarakat untuk mulai menunaikan rukun Islam yang kelima sejak dini tanpa terkendala jarak atau waktu.
Investasi Emas Syariah: Aman Secara Finansial dan Spiritual
Tidak berhenti di situ. BSya pun menangkap tren dan minat masyarakat terhadap investasi emas lewat fitur pembiayaan emas iB. Skema ini memungkinkan nasabah memiliki emas logam mulia ANTAM, dengan gramasi mulai dari kepingan 5 gram sampai 100 gram, sesuai prinsip syariah, yakni menggunakan akad murabahah (jual beli).
Sehingga, pembiayaan emas berbasis syariah ini bukan sekadar membeli atau menabung emas, tetapi juga memastikan transaksinya halal sesuai syariat Islam. Dengan begitu, nasabah dapat merasa aman secara finansial sekaligus tenang secara spiritual.
Pembiayaan emas iB BCA Syariah pun tercatat melonjak signifikan 241,7 persen secara tahunan atau mencapai Rp304 miliar pada Mei 2025. Jumlah ini mengambil porsi 17,8 persen dari total pembiayaan konsumer pada periode tersebut, yang mencapai Rp1,7 triliun. Pertumbuhan ini tak lepas dari kemudahan akses pembiayaan emas melalui aplikasi BSya.
”Aplikasi BSya sangat mendukung kenaikan pembiayaan emas. Jadi, BSya ini berjalan beriringan dengan produk emas, sekaligus dilengkapi program loyalty untuk semakin mendorong nasabah bertransaksi,” ujar Direktur Teknologi BCA Syariah, Lukman Hadiwi, beberapa waktu lalu.
Baca juga: OJK Beberkan Faktor Pendorong Penggunaan M-Banking di Tiap Generasi, Apa Saja?
Di tengah kesibukan era digital, BSya memperkaya layanannya dengan fitur sederhana namun bermakna, yaitu jadwal salat dan penunjuk arah kiblat. Fitur ini mempertegas identitas BSya sebagai “teman harian” yang mengingatkan pada dimensi spiritual.
Pengingat salat dan kiblat hadir sebagai jeda yang menuntun kembali nasabahnya pada esensi ibadah. Sebuah ruang kecil untuk “bercengkerama” dengan Sang Khalik di sela rutinitas dunia.
Dari Cashless Society ke Care Society: Menyulam Nilai Maqashid Syariah
BSya menghadirkan wajah baru perbankan digital. Jika selama ini teknologi hanya mendorong lahirnya cashless society–masyarakat tanpa uang tunai yang serba praktis–maka BSya mencoba melangkah lebih jauh: merawat lahirnya care society, ekosistem digital yang tumbuh dengan kepedulian.
Di sinilah maqashid syariah menemukan relevansinya. Karena, setiap fitur BSya tidak semata mengatur soal halal–haram transaksi, melainkan menjaga kemaslahatan dari sisi agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
Misalnya, layanan zakat dan wakaf secara digital menjadikan layar ponsel sebagai pintu amal jariah. Setoran haji mengubah aplikasi menjadi gerbang ibadah. Pembiayaan emas memberi tujuan keuangan yang sehat dan halal. Tak lupa, jadwal ibadah salat mengingatkan manusia, akan tujuan hidupnya di dunia.
Baca juga: 30 Pengusaha Perempuan Unjuk Gigi di WEpreneur 3 by BCA Syariah 2025
BSya berhasil membuktikan bahwa inovasi digital bisa membuka jalan untuk mewujudkan maqashid syariah dalam keseharian, menautkan modernitas dengan keberkahan. Karena sebaik-baiknya manusia, adalah bermanfaat untuk lainnya.
Seperti firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah [2]:261: “Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (*) Ayu Utami










