5 Kunci Hadapi Dinamika Ekonomi bagi Pemilik Bisnis ala Bank DBS Indonesia
Page 2

5 Kunci Hadapi Dinamika Ekonomi bagi Pemilik Bisnis ala Bank DBS Indonesia


2. Diversifikasi ke Sektor yang Lebih Resilien

Ketidakpastian global, fluktuasi harga komoditas, dan melemahnya daya beli membuat beberapa sektor bisnis lebih rentan dibanding yang lain. Namun, sektor jasa, kebutuhan pokok, dan ekonomi digital terbukti lebih tangguh menghadapi tekanan. 

DBS Group Research memprediksi perekonomian digital Indonesia akan mencapai USD 95 miliar pada 2025, ditopang oleh e-commerce, fintech, dan adopsi teknologi yang semakin luas. 

Selain itu, permintaan produk makanan dan kebutuhan sehari-hari juga tetap stabil didorong oleh rencana pemerintah untuk menaikkan anggaran perlindungan sosial sebesar 9 persen pada 2026 serta program makan bergizi gratis senilai Rp335 triliun.

Menurut Melfrida, bagi pemilik bisnis besar, ini menjadi sinyal untuk tidak hanya mengandalkan sektor yang sensitif terhadap siklus ekonomi seperti otomotif atau komoditas, tetapi mulai mengalokasikan investasi ke sektor yang lebih resilien. 

Baca juga: Celios Kritik 30 Persen Dana Pendidikan untuk MBG: Langgar UU dan Bebani APBN

Diversifikasi portofolio ke kebutuhan pokok, layanan digital, dan infrastruktur teknologi akan membantu menjaga stabilitas pendapatan sekaligus membuka peluang pertumbuhan baru. 

“Dengan strategi ini, perusahaan bisa lebih siap menghadapi volatilitas dan selaras dengan tren ekonomi masa depan,” ujarnya.

3. Ikuti Arah Belanja Pemerintah

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026, pemerintah mengalokasikan anggaran besar untuk berbagai sektor prioritas. 

Di antaranya, Rp757,8 triliun untuk pendidikan, Rp402,4 triliun untuk energi, Rp335 triliun untuk program makanan bergizi gratis, serta Rp530 triliun untuk investasi.

Related Posts

News Update

Netizen +62