Penempatan Rp200 T ke Bank Bisa Tingkatkan Kredit 11 Persen, Namun Ada Syaratnya
Page 3

Penempatan Rp200 T ke Bank Bisa Tingkatkan Kredit 11 Persen, Namun Ada Syaratnya


Ketiga, percepatan belanja pemerintah yang langsung menyentuh konsumsi dasar dan proyek kecil-menengah akan memperkuat permintaan sehingga kredit yang disalurkan memiliki pasar.

“Keempat, disiplin tata kelola harus dijaga ketat agar kepercayaan investor tidak terganggu, karena kredibilitas yang menurun berisiko memicu arus keluar modal dan menekan nilai tukar,” sebutnya.

Baca juga: Himbara Dapat Suntikan “Dana Segar” Rp200 Triliun, Celios Wanti-wanti Risiko Inflasi

Dorongan Sisi Permintaan

Sementara itu, secara lebih rinci, Josua membeberkan beberapa langkah yang perlu diambil pemerintah untuk meningkatkan sisi permintaan atau konsumsi masyarakat. Pertama, percepat belanja padat karya dan serapan ke UMKM.

“Lakukan front-loading belanja barang dan bantuan sosial tepat sasaran agar pendapatan kelompok bawah-menengah naik cepat. Fokus pada proyek kecil-menengah padat karya,” paparnya.

Kedua, perkuat daya beli rumah tangga dengan intervensi cepat, terarah, dan sementara melalui beberapa opsi seperti: top up bantuan pangan, subsidi transportasi atau logistik pangan di wilayah rentan, serta diskon tarif layanan publik yang efisien.

Ketiga, dorong permintaan dunia usaha lewat insentif dan kepastian pembayaran, antara lain mempercepat pelunasan tagihan dan restitusi, naikkan porsi pengadaan dari UMKM, dan arahkan kredit ke sektor prioritas yang sudah memiliki bunga lebih kompetitif seperti transportasi, pariwisata, ekonomi kreatif, konstruksi, dan hijau.

“Keempat, tekan biaya pembelian barang tahan lama dan perumahan sederhana. Sediakan insentif fiskal terukur untuk perumahan rakyat dan kendaraan produktif, sambil meneruskan tren penurunan suku bunga kredit baru agar keputusan belanja yang tertunda segera terjadi,” ujar Josua.

Dan kelima, longgarkan pembiayaan ke segmen UMKM lewat perluasan penjaminan kredit dan sediakan skema khusus UMKM, disertai penempatan dana yang bersyarat target penyaluran per sektor dan wilayah, sehingga premi risiko turun, bunga efektif lebih rendah, dan permintaan kredit UMKM meningkat.

Baca juga: UMKM Didorong Bangun Kemitraan Lokal Agar Tembus Pasar Ritel Modern

Pada akhirnya, kebijakan penempatan dana ini cukup efektif sebagai pendorong perekonomian. Namun, untuk menghasilkan lonjakan nyata pada kredit dan pertumbuhan di tengah daya beli yang melemah, kebijakan ini harus dipadukan dengan penguatan sisi permintaan perekonomian dan disiplin sasaran yang ketat.

“Indikator perbankan yang masih sehat dan likuid memberi modal awal yang baik untuk eksekusi, tetapi hasil akhirnya akan ditentukan oleh seberapa cepat dan tepat dana ini bekerja di sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dan menaikkan pendapatan rumah tangga,” tukas Josua. (*) Steven Widjaja

Related Posts

News Update

Netizen +62