Pembiayaan Tumbuh Double Digit, Laba Bank Mega Syariah jadi Rp253,19 Miliar di 2024

Pembiayaan Tumbuh Double Digit, Laba Bank Mega Syariah jadi Rp253,19 Miliar di 2024

Jakarta – Bank Mega Syariah (BMS) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2024. Bank milik konglomerat Chairul Tanjung ini, berhasil membukukan laba bersih Rp253,19 miliar, naik 6,06 persen secara tahunan atau year on year (yoy) ketimbang tahun sebelumnya yang sebesar Rp238,71 miliar.

Mengutip laporan keuangan perseroan yang dirilis 5 Maret 2025, peningkatan laba Bank Mega Syariah ditopang oleh pertumbuhan pos pembiayaan. Per Desember 2024, pembiayaan Bank Mega Syariah tumbuh 10,45 persen, dari Rp6,99 triliun di 2023 menjadi Rp7,72 triliun pada 2024.

Pertumbuhan pembiayaan bank syariah yang dipimpin Yuwono Waluyo sebagai direktur utama ini, berada di atas rata-rata industri perbankan nasional yang tumbuh di level 10,39 persen per Desember 2024.

Kinerja cemerlang pembiayaan tersebut mendongkrak pendapatan dari penyaluran dana Bank Mega Syariah. Di pos situ, perseroan mencatat pendapatan Rp1,25 triliun, naik 4,22 persen yoy.

Baca juga: Bank Mega Permudah Nasabah Prioritas Akses Kesehatan di Singapura

Bank Mega Syariah juga menanggung bagi hasil untuk pemilik dana investasi senilai Rp623,55 miliar, atau mengembang 33,29 persen yoy dari tahun sebelumnya Rp467,80 miliar. Alhasil, pendapatan setelah distribusi bagi hasil (net imbal/NI) terkoreksi 14,20 persen menjadi Rp633,29 miliar.  

Meski demikian, Bank Mega Syariah mencatatkan kenaikan profitabilitas dari pos pendapatan komisi yang sebesar Rp46,43 miliar, tumbuh 9,81 persen. Perseroan juga mampu mengoptimalkan pengelolaan aset, tercermin dari penurunan nilai aset kerugian (impairment) yang berhasil ditekan dari Rp5,90 miliar di 2023 menjadi nihil pada 2024.

Adapun kualitas aset Bank Mega Syariah juga terjaga dengan baik. Ini tercermin dari NPF (non performing financing) gross yang turun dari 0,98 persen menjadi 0,91 persen, sementara NPF net turun tipis menjadi 0,80 persen. Angka ini masih jauh di bawah batas aman NPL/NPF 5 persen, menunjukkan bahwa bank berhasil menjaga kualitas pembiayaannya.

Sementara dari sisi funding, Bank Mega Syariah tercatat mengumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp9,96 triliun. Total DPK ini naik 2,74 persen yoy dari tahun sebelumnya yang senilai Rp9,69 triliun. Pertumbuhan DPK tersebut didorong instrumen giro yang melesat 47,78 persen menjadi Rp1,76 triliun. Sementara, pos tabungan dan deposito masing-masing terkoreksi 0,91 persen dan 4,18 persen.

Baca juga: Laba SMBC Indonesia Tumbuh 19 Persen jadi Rp2,8 Triliun di 2024

Meski begitu, dana murah (CASA) yang terdiri dari giro dan tabungan mengalami kenaikan sebesar 19,35 persen pada Desember 2024. Ini mendorong rasio dana murah terhadap DPK yang naik dari 29,75 persen di Desember 2023 menjadi 34,54 persen pada Desember 2024. Kenaikan rasio CASA ini menandakan bank tengah berupaya menekan biaya dana untuk meningkatkan potensi profitabilitas.

Pertumbuhan profitabilitas juga terlihat dari rasio pengembalian aset (ROA) yang naik dari 1,96 persen menjadi 2,04 persen, dan rasio pengembalian ekuitas (ROE) tumbuh dari 9,76 persen menjadi 9,81 persen. Adapun rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) bank tercatat menurun dari 30,87 persen menjadi 28,80 persen.

Berkat kinerja keuangan tersebut, Bank Mega Syariah menutup akhir Desember 2024 dengan raihan total aset Rp15,99 triliun, naik 9,80 persen ketimbang tahun sebelumnya yang tercatat Rp14,56 triliun. (*)

Related Posts

Top News

News Update