Jakarta – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) melalui #BaktiTugu berkolaborasi dengan Ecotouch untuk membuat program daur ulang pakaian yang hasilnya dapat bernilai ekonomi.
Presiden Direktur Tugu Insurance, Tatang Nurhidayat, mengatakan program ini merupakan bentuk upaya Tugu Insurance dalam mengurangi sampah tekstil di Tanah Air.
“Tugu Insurance turut serta dalam mengurangi sampah tekstil. Kami mengadakan pengumpulan pakaian bekas bagi seluruh karyawan dan seragam yang nantinya akan didaur ulang oleh partner kita untuk menjadi barang-barang yang berguna,” katanya, dikutip Sabtu, 26 April 2025
Baca juga : Tugu Insurance Bidik UUS Tumbuh 300 Persen Pasca Spin Off
Tiga Tahap Proses Daur Ulang
Tatang menjelaskan, proses daur ulang yang dilakukan di Ecotouch terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, proses pengumpulan seragam atau pakaian yang tidak layak pakai.
“Kedua proses sortir atau milah-milah seragam atau pakaian tak layak pakai yang bisa didaur ulang,” jelasnya.
Proses terakhir, kata dia, yakni produksi barang baru. Di tahap ini, produk hasil daur ulang dapat dijual karena memiliki nilai ekonomi.
Baca juga : Tugu Insurance Masih Wait and See di Asuransi Tani Parametrik
“Mulai sekarang mari kita donasikan dan ubah menjadi karya kreatif karena setiap pakaian memiliki cerita. Jadi, jangan sampai jadi sampah ya,” bebernya.
Limbah Tekstil Masih Jadi Masalah Besar
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Tugu Insurance, Edi Yoga Prasetyo, menambahkan, limbah tekstil atau limbah baju bekas merupakan salah satu jenis limbah dengan volume terbesar yang dihasilkan masyarakat.
“Melalui kegiatan ini kita berharap akan menginspirasi rekan-rekan dan masyarakat untuk bisa menggunakan cara-cara atau program seperti ini untuk bisa memanfaatkan lagi limbah ini menjadi produk-produk yang bernilai ekonomis.
Baca juga: TUGU Siapkan RUPS 29 April, Saham Menguat Jelang Pembagian Dividen
Sebagaimana diketahui, data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menyebutkan bahwa timbunan limbah tekstil di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 2,3 juta ton per tahun.
Jika tidak ada intervensi, jumlah ini diproyeksikan meningkat sebesar 70 persen pada masa mendatang. Indonesia pun diperkirakan akan menghasilkan 3,9 juta ton limbah tekstil pada 2030. (*)
Editor: Yulian Saputra