Jakarta – Dalam menghadapi dinamika perekonomian global yang dinamis, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berperan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Menurut Analis Kebijakan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia Dian Novi Wibowo mengungkapkan, APBN sendiri memiliki tiga peran dan fungsi strategis dalam perekonomian. Antara lain, stabilisasi, alokasi dan redistribusi
“Karena kita hidup di perekonomin terbuka, maka kita akan terdampak dari kondisi perekonomian internasional. Jadi kalau ada gejolak yang berdampak terhadap ekonomi di dalam negeri, APBN akan berfungsi sebagai stabilisasi ekonomi,” katanya, dalam acara LPEI-Infobank Goes to Campus bertajuk “Mendorong Gen Z Menjadi Entrepreneur Go Global dan Melek Keuangan”, di Auditorium IV, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Depok, Jawa Barat, Kamis (5/9).
Begitu juga dengan fungsi alokasi. Di mana, mekanisme pasar tidak selalu menghadirkan alokasi yang optimal. Jadi, pemerintah akan berusaha menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan publik.
“Untuk redistribusi, hal tersebut berfungsi untuk memastikan bahwa tidak ada ketimpangan sosial yang dapat terjadi akibat adanya mekanisme pasar. Di sini, fungsi redistribusi tadi menjadi peran pemerintah untuk menciptakan pemerataan kesejahteraan di masyarakat,” jelasnya.
Baca juga: HEXPO Madina21 Fasilitasi Eksportir Halal Bersaing di Pasar Global
Ia menyinggung, ketidakpastian ekonomi global yang saat ini terjadi lantaran disebabkan berbagai faktor. Satu di antaranya adalah eskalasi tensi geopolitik yang memanas antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) turut ‘menggangu’ perekonomian di Tanah Air.
“Eskalasi tensi perdagangan antara AS dan Tiongkok, utamanya perang tarif akan berpengaruh kepada kinerja ekspor impor kita. Kalau China atau AS mengenakan pungutan yang tinggi terhadap suatu barang, Indonesia akan berdampak, karena kita juga merupakan eksportir ke dua negara tersebut untuk berbagai produk barang dan jasa,” ujarnya.
Dian menyebut, APBN berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkualitas. Salah satu indikatornya, yakni menurunkan tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan.
Dalam hal ini, kata dia, peran APBN tak lain memberikan perlindungan sosial seperti bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat yang anggarannya berasal dari APBN.
“Efek yang paling kita rasakan ketika COVID-19, di situ APBN bekerja keras sebagai stabilisasi ekonomi. Jadi, dampaknya tidak terlalu dalam,” akunya.
Peran APBN dalam Ekspor
Dian menyebut, nilai ekspor Indonesia sejak 2022 dalam kondisi surplus lantaran terjaga dengan baik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor per Juli 2024 tercatat, USD22,2 miliar atau tumbuh 6,5 persen year on year (yoy). Sedangkan nilai impor mencapai USD21,7 miliar, tumbuh 11,1 persen yoy.
“Namun memang, dilihat dari pertumbuhannya, pertumbuhan impor masih lebih tinggi sehingga harus ada usaha untuk meningkatkan kinerja ekspor karena ekspor kita yang masih berbasis sumber daya alam sangat tergantung pada faktor internasional,” jelasnya.
Baca juga: Dongkrak Pertumbuhan Ekspor Jakarta, LPEI Lakukan Hal Ini
Lanjutnya, pemerintah sendiri menerapkan berbagai kebijakan fiskal dalam meningkatkan ekspor di Tanah Air. Di mana, hukum pemberian insentif fiskal tercantum dalam Undang-Undang (UU) dan Peraturan Pemerintah (PP) diatur pemberian skema fasilitas kepabeanan atas bea masuk untuk industri tujuan ekspor dan penanaman modal.
Salah satunya, dalam Pasal 26 huruf k UU 17/2006 tentang kepabeanan. Di mana, pembebasan/keringanan bea masuk (BM) dapat diberikan atas impor barang dan bahan untuk diolah, dirakit/dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor.
“Ada juga aturan untuk penanaman modal, TPB (Tempat Penimbunan Berikat), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), kawasan industri dan juga kawasan perdagangan bebas,” pungkasnya. (*)