Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup positif di level 7.382 atau menguat 3,77 persen dalam sepekan pada akhir perdagangan, Jumat, 6 Desember 2024.
IHSG berhasil rebound dari area support-nya sekaligus mengakhiri penurunan IHSG yang terjadi selama November yang ditandai dengan berhasil ditutup di atas MA20 daily-nya.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani, meyakini apabila IHSG berhasil bertahan di atas level 7.250 yang merupakan level support terdekat maka IHSG berpotensi untuk terus menguat hingga ke level 7.500-7.600 hingga akhir tahun ini.
“Mengingat kenaikan terjadi di saham-saham konglomerat yang berada di dalam top 10 kapitalisasi pasar IHSG, maka peluang penguatan lanjutan juga cukup terbuka lebar di saham-saham tersebut pada momentum window dressing saat ini,” ucap Dimas dalam risetnya di Jakarta, Senin, 9 Desember 2024.
Baca juga: Window Dressing, Modus ‘Licik’ Poles Laporan Keuangan
Momentum window dressing juga menjadi salah satu sentimen yang akan memengaruhi pasar pada pekan ini 9-13 Desember 2024, di mana hal itu dilihat dari teknikal IHSG yang berhasil ditutup di atas MA20 daily pada 4 Desember lalu dan menjadi indikasi pembalikan tren yang terjadi di IHSG.
“Terakhir kali IHSG ditutup di atas MA20-nya terjadi pada 25 Oktober silam dan sejak saat itu pergerakan IHSG terus tertekan hingga ke level 7.041 dan menjadi level terendahnya sejak Juli lalu,” imbuhnya.
Sementara itu, sentimen lain yang juga akan memengaruhi IHSG pekan ini antara lain, inflasi tahunan dan PPI bulanan Amerika Serikat (AS) untuk periode November.
Baca juga: 155 Saham Menguat, IHSG Dibuka pada Zona Hijau ke Level 7.336
Terkait sentimen inflasi tahunan AS November, pada Rabu pekan ini inflasi tahunan AS November diprediksi akan mengalami kenaikan di level 2,7 persen, ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 2,6 persen namun masih berada di dalam rentang yang sama dalam empat bulan terakhir.
Angka inflasi tentunya semakin mendekati target inflasi AS yang telah ditetapkan sebesar 2 persen pada tahun 2024 oleh The Fed.
“Namun demikian, Jerome Powell selaku Gubernur The Fed sudah memberikan sinyal terhadap pemangkasan suku bunga yang akan terjadi dalam waktu dekat pada pertemuan sebelumnya,” ujar Dimas.
Baca juga: Rupiah Diperkirakan Melemah Setelah Data NFP AS Terbit, Segini Nilainya
Adapun dari sisi PPI bulanan AS November diprediksi mengalami kenaikan atau mencatatkan inflasi sebesar 0,3 persen. Apabila data konsensus benar maka capaian bulan ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan merupakan capaian tertinggi sejak Juli lalu.
Di sisi lain, jika dilihat dari data foreign flow juga, akhirnya investor asing mencatatkan pembelian bersih di pasar regular pada 3-4 Desember kemarin.
Aliran dana asing yang masuk ke IHSG terakhir terjadi pada awal November, yang artinya selama November investor asing konsisten melakukan distribusi di saham-saham IHSG dan saat ini sudah kembali melakukan pembelian.
“Namun jika melihat nominal inflow yang dilakukan investor asing pada 3-4 Desember kemarin yang terbilang masih sedikit maka kita perlu melihat konsistensi dan agresivitas investor asing masuk kembali ke IHSG di tengah momentum window dressing tahun ini,” tutupnya. (*)
Editor: Yulian Saputra