Jakarta -Perlambatan ekonomi telah membawa dampak negatif terhadap ketenagakerjaan. Sejalan dengan perlambatan ekonomi yang mempengaruhi laju bisnis, beberapa perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Langkah tersebut diambil sebagai bentuk penghematan dana operasional perusahaan agar lebih efisien.
Gelombang PHK baru-baru ini kembali terjadi di sektor elektornik. Secara umum, perusahaan di industri minyak, gas, pertambangan, semen, otomotif, hingga elektronik, baik yang berskala multinasional maupun nasional terus dituntut produktif dengan menekan biaya produksi dan pengeluaran tambahan (overhead).
Menurut Charles Rossi, Country Manager Regus Indonesia, pengurangan karyawan memang salah satu solusi utama untuk menekan biaya operasional perusahaan. Di lain pihak, ada faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam rangka efisiensi, seperti biaya sewa gedung dan perangkat perkantoran. Faktor tersebut juga berkontribusi tinggi dalam unsur pengeluaran operasional perusahaan.
“Tak heran, para pelaku usaha di beberapa kota besar di Indonesia sudah beralih menggunakan virtual office guna menekan biaya. Karena bila dibandingkan dengan ruang kerja konvensional, perusahaan yang menggunakan jasa penyedia tempat kerja atau workspace provider dapat menghemat hingga 70% dari modal kerja mereka,” ujarnya.
Penghematan ini, tambahnya, dapat dirasakan langsung oleh para pebisnis karena mereka tidak perlu menyisihkan biaya seperti pajak bangunan, biaya operasional gedung, hingga biaya perbaikan dan asuransi. Bahkan, dapat menghemat sumber daya manusia seperti resepsionis, keamanan, dan sebagainya.
“Hal ini tentunya bisa menjadi solusi untuk semua jenis bisnis, apalagi bagi mereka yang mengutamakan lokasi kantor sebagai pertimbangan utama dalam usaha mereka”jelas dia.
Meski terjadi perlambatan ekonomi, terang Charles, ada juga bidang industri yang cukup memiliki prospek positif seperti industri kreatif, pebisnis pemula (startup), dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Industri-industri tersebut menurutnya cukup berkembang di tengah menurunnya kondisi perekonomian dan hingga saat ini tidak melakukan pemberhentian secara massal terhadap karyawan-karyawannya.
Menurut Charles, keberadaan para pelaku industri kreatif dan tumbuhnya startup di Indonesia adalah sinyal positif bahwa ekonomi kita masih tetap bertahan meski melambat. Apalagi UKM juga sangat menjamur dan produk-produknya pun marketable. Dengan adanya jasa workspace provider, operasional bisnis mereka bisa tetap terkendali tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas premium standar global bagi perkantoran.
Workspace provider bisa menjadi pilihan untuk para pebisnis pemula, Industri Kreatif dan UKM dengan modal yang terbatas. Persaingan yang ketat dalam meraih positioning mereka di pasar berarti meningkatkan biaya produksi untuk promosi dan beriklan. Sementara di sisi lain, para pebisnis tersebut harus jeli dalam mengeluarkan biaya sewa kantor.
“Fasilitas workspace provider , seperti yang kami sediakan diharapkan bisa menjadi solusi untuk para pebisnis pemula, sesuai dengan visi kami yakni menyediakan layanan berstandar internasional,” tutur Charles.
Charles menjelaskan, menawarkan jasa workspace provider, Regus menyediakan ruang kantor siap pakai yang dapat dipilih berdasarkan kebutuhan yang disesuaikan dengan keperluan bisnis. Tidak hanya itu, sebagai global flexible office provider yang memiliki lebih dari 3 ribu lokasi di seluruh dunia, Regus menawarkan jaringan yang luas.
Dilanjutkan Charles, dengan pesatnya pertumbuhan bisnis pemula, industri kreatif dan UKM, kebutuhan akan ruang kantor pun semakin meningkat. Workspace provider mampu menjadi solusi untuk para pelaku bisnis. (*)