Fungsi Intermediasi Krom Bank Sangat Kuat di 2024, DPK Tumbuh 808 Persen dan Kredit Naik 131 Persen

Fungsi Intermediasi Krom Bank Sangat Kuat di 2024, DPK Tumbuh 808 Persen dan Kredit Naik 131 Persen

Jakarta – Krom Bank Indonesia (Krom Bank) mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang sangat impresif sepanjang 2024. DPK tumbuh pesat sebesar 808,84 persen secara tahunan (year-on-year), dari Rp347,56 miliar pada 2023 menjadi Rp3,16 triliun di 2024. Pertumbuhan ini jauh melampaui rata-rata industri perbankan nasional yang hanya tumbuh 4,48 persen, menunjukkan keberhasilan strategi penghimpunan dana yang dijalankan oleh Krom Bank.

Mengutip laporan keuangan publikasi pada Rabu, 9 April 2025, seluruh komponen DPK dari bank yang dipimpin Anton Hermawan sebagai presiden direktur ini menunjukkan kinerja yang sangat kuat.

Dana giro meningkat sebesar 110,37 persen menjadi Rp12,18 miliar, tabungan mencatatkan lonjakan luar biasa sebesar 1.045,34 persen menjadi Rp496,14 miliar, dan deposito naik tajam sebesar 788,06 persen menjadi Rp2,65 triliun. Pertumbuhan signifikan pada tabungan dan deposito ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap Krom Bank semakin meningkat, sekaligus menjadi landasan kokoh bagi bank ini dalam memperluas kegiatan intermediasinya.

Baca juga: Laba Seabank Tumbuh 57 Persen Jadi Rp378 Miliar di 2024

Seiring dengan lonjakan DPK, penyaluran kredit Krom Bank — bank yang memposisikan diri sebagai bank digital ini, juga meningkat sangat signifikan. Kredit yang disalurkan tumbuh 131,46 persen dari Rp1,83 triliun pada 2023 menjadi Rp4,25 triliun pada akhir 2024. Kinerja ini jauh melampaui pertumbuhan kredit industri perbankan yang sebesar 10,52 persen. Pertumbuhan kredit yang masif ini sekaligus mencerminkan optimalisasi dari sisi aset produktif, dan memperkuat peran intermediasi bank sebagai penyalur dana kepada sektor ekonomi.

Kekuatan fungsi intermediasi Krom Bank terlihat dari keberhasilannya menjaga keseimbangan antara penghimpunan DPK dan penyaluran kredit. Adapun rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat menurun signifikan dari 527,91 persen menjadi 134,44 persen.

Penurunan tersebut menandakan peningkatan likuiditas yang lebih sehat dibanding tahun sebelumnya. Secara umum, pencapaian ini patut diapresiasi sebagai bukti keberhasilan Krom Bank dalam memperkuat posisi fungsionalnya di sektor perbankan nasional.

Kinerja positif dari sisi intermediasi turut mendorong peningkatan aset secara keseluruhan. Total aset bank dengan kode saham BBSI ini tumbuh 82,81 persen menjadi Rp6,65 triliun di akhir 2024, jauh di atas rata-rata industri perbankan yang tumbuh 5,91 persen. Pertumbuhan ini mencerminkan ekspansi bisnis yang agresif namun tetap terkontrol, dengan pengelolaan risiko yang baik.

Dari sisi rasio keuangan, Krom Bank berhasil menjaga kualitas asetnya dengan baik. Rasio kredit bermasalah (NPL gross) turun dari 4,23% menjadi 3,12 persen, dan NPL net dari 1,16 persen menjadi 0,42 persen. Angka ini jauh di bawah batas aman regulator sebesar 5 persen, yang menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit yang tinggi tetap dibarengi dengan kehati-hatian dan manajemen risiko yang efektif.

Dari sisi permodalan, modal inti meningkat sebesar 2,17 persen menjadi Rp3,22 triliun. Rasio kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar 82,63 persen, menurun dibandingkan tahun sebelumnya, namun masih sangat kuat dan berada jauh di atas ketentuan minimum regulator.

Sementara itu, dari sisi efisiensi, rasio BOPO meningkat dari 60,76 persen menjadi 84,65 persen, mendekati batas ideal 85 persen dan sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri 81,30 persen. Peningkatan ini dipicu oleh lonjakan beban operasional lainnya sebesar 209,78 persen, dari Rp257,32 miliar menjadi Rp797,12 miliar. Beban terbesar berasal dari komponen kerugian penurunan nilai aset keuangan, yang melonjak 303,17 persen menjadi Rp631,38 miliar. Kondisi ini memberikan tekanan terhadap profitabilitas bank.

Baca juga: Mantap! Bank Banten Raih Laba Rp39,33 Miliar di 2024, Tumbuh 47,91 Persen

Dari sisi laba, Krom Bank mencatatkan penurunan tipis sebesar 6,42 persen, dari Rp132,57 miliar menjadi Rp124,06 miliar. Penurunan ini terjadi meskipun pendapatan bunga meningkat signifikan sebesar 148,07 persen menjadi Rp1,08 triliun. Adapun beban bunga melonjak sangat tinggi, 1.459,63 persen menjadi Rp118,77 miliar. Meski begitu pendapatan bunga bersih tetap tumbuh mengesankan yakni 124,81 persen, menjadi Rp965,06 miliar.

Di sisi lain, peningkatan net interest margin (NIM) yang naik dari 13,58 persen menjadi 20,01 persen menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola aset produktif secara efisien, jauh di atas rata-rata industri yang hanya 4,62 persen.

Secara keseluruhan, meski laba bersih mengalami sedikit penurunan, Krom Bank menunjukkan kinerja intermediasi yang luar biasa kuat, didukung oleh pertumbuhan DPK, kredit, dan aset yang jauh melampaui rata-rata industri. Dengan tetap menjaga kualitas aset dan efisiensi operasional ke depan, Krom Bank memiliki potensi besar untuk terus memperkuat posisinya dalam industri perbankan nasional. (*) Ari Nugroho

Related Posts

Top News

News Update