Jakarta – Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani merespons positif peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Menurutnya, pembentukan Danantara diharapkan memiliki kemampuan lebih besar untuk mengelola dividen, melakukan restrukturisasi, dan memastikan pengelolaan investasi yang tepat dengan tata kelola yang lebih efisien dengan fokus pada pencapaian tujuan ekonomi jangka panjang.
Pengelolaan aset yang terkoordinasi akan memengaruhi stabilitas permodalan, ekspansi investasi, dan penguatan sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Terlebih, kata Aviliani, kinerja BUMN sudah baik. Maka, seharusnya dengan upaya klasterisasi, merger, dan holding, semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada BUMN. Bahkan, ada lima BUMN yang masuk dalam world class companies di antaranya Bank Mandiri, BNI, dan BRI.
Baca juga: Tony Blair dan Ray Dalio Dikabarkan Masuk jadi Dewan Pengawas, Ini Penjelasan Bos Danantara
“Dengan modal yang kuat serta resiliensi BUMN perbankan dalam menghadapi krisis bahkan siap dalam berbagai penugasan negara maka seharusnya optimisme itu harus terbangun,” tegas Aviliani dikutip, Kamis, 27 Februari 2025.
Bank Mandiri, misalnya, hingga bulan pertama 2025 mencatat pertumbuhan yang impresif. Total kredit Bank Mandiri secara bank only tumbuh sebesar 19,29 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp1.307,18 triliun. Ekspansi kredit ini mendorong peningkatan total aset sebesar 15,49 persen yoy menjadi Rp1.923,40 triliun.
Dari sisi pendanaan, Bank Mandiri mencatatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) naik sebesar 15,13 persen yoy menjadi Rp1.394,40 triliun. Kenaikan ini terutama didorong oleh pertumbuhan dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar 14,54 persen atau bertambah Rp140,31 triliun secara tahunan.
Selain itu, pertumbuhan giro dan tabungan tersebut berhasil mempertahankan rasio dana murah (CASA Ratio) Bank Mandiri pada level 79,28 persen per Januari 2025. Kondisi tersebut menunjukkan, likuiditas Bank Mandiri tetap terjaga dengan baik, didukung oleh pertumbuhan DPK yang solid, terutama dari peningkatan dana murah.
Lebih lanjut, Aviliani memberikan sejumlah contoh negara lain yang telah sukses dalam mengelola aset negara secara lebih optimal sehingga memberikan dampak positif bagi perekonomian. Misal dari sisi total aset periode 2019-2022 kinerja Khazanah Malaysia tumbuh 29 persen, Temasek tumbuh 10 persen dan Berkshire Hathaway tumbuh 5 persen.
Baca juga: Setelah Danantara, Presiden Prabowo Bakal Resmikan Bank Emas
Secara khusus adalah keberhasilan Temasek, dalam 5 dekade terakhir asetnya naik 10 kali lipat dengan pengembalian tahunan 10-15 persen. Key points keberhasilan dari Temasek tersebut adalah visi investasi jangka panjang, keberanian pengambilan keputusan yang cepat dan fokus pada mitigasi risiko, serta tata kelola yang terbuka, transparan, dan kuat.
Hal yang sama disampaikan oleh Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Eddy Junarsin. Dia menekankan penting adanya transparansi, penerapan tata kelola perusahaan dan manajemen risiko yang memadai dalam pengelolaan Danantara.
Selain itu, Danantara mesti dijauhkan dari kepentingan politik. Karena itu, semua pihak dari pemerintah hingga legislatif dan yudikatif harus menjaga Danantara, yang diharapkan menjadi masa depan perekonomian nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sebelumnya, pada saat peluncuran Danantara, Senin, 24 Februari 2025 lalu, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan Danantara adalah konsolidasi semua kekuatan ekonomi Indonesia yang berada di bawah pengelolaan BUMN. Daya artinya energi kekuatan, Anagata artinya masa depan, dan Nusantara artinya Tanah Air kita.
“Kita beri nama Danantara, Daya Anagata Nusantara, artinya daya energi kekuatan Anagata masa depan Nusantara Tanah Air kita,” kata Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo juga menerangkan Danantara akan mengelola lebih dari USD900 miliar Aset Dalam Kelolaan (AUM), atau setara Rp 14.710 triliun (kurs Rp 16.345/USD).
Dengan dana super jumbo tersebut, Danantara akan melakukan investasi di sektor-sektor strategis seperti proyek-proyek yang berkelanjutan yang berdampak tinggi di berbagai sektor, energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, produksi pangan, dan lain-lain.
Harapannya, semua proyek tersebut akan berkontribusi pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen.
Baca juga: Bank Mandiri Siap Implementasikan Kebijakan Danantara
Sementara itu, Kepala Badan Pelaksanan Danantara Rosan Roeslani menyatakan Danantara akan berperan dalam optimalisasi aset BUMN serta melakukan investasi di berbagai sektor yang memiliki dampak positif, berkelanjutan, dan berkesinambungan.
Lebih lanjut, Rosan menyampaikan bahwa Presiden Prabowo telah memberikan arahan mengenai prinsip tata kelola yang harus dijalankan oleh Danantara. Pesan dari Presiden, Danantara harus dijalankan dengan tata kelola yang benar, good governance, kehati-hatian, transparan, dan penuh dengan integritas.
“Ini adalah guideline yang disampaikan oleh Bapak Presiden langsung dalam kita mengelola aset-aset BUMN dan juga dalam kita menjalankan investasi kita ke depannya,” tegas Rosan. (*)
Editor: Galih Pratama