Jakarta – PT Buana Finance Tbk (BBLD) mengincar pembiayaan sebesar Rp4,15 triliun sepanjang 2025. Sedangkan laba bersih ditargetkan bisa mencapai Rp82,74 miliar di akhir 2025.
Sepanjang tahun lalu, Buana Finance tercatat membukukan pembiayaan sebesar Rp4,09 triliun, atau meningkat 7,93 persen year on year (yoy), dibandingkan Rp3,79 triliun di tahun sebelumnya.
Sedangkan laba bersih tahun 2024 tercatat Rp66,07 miliar, atau tumbuh minus 37,09 persen secara tahunan. Adapun total aset perseroan mencapai Rp6,63 triliun di akhir 2024, atau meningkat 14,59 persen.
Herman Lesmana, Direktur Marketing Buana Finance, mengungkapkan, tahun ini perseroan juga mengincar total aset bisa tembus Rp7,31 triliun dan ekuitas Rp1,48 triliun. Sedangkan ROA dan ROE masing-masing ditargetkan di level 1,51 persen dan 5,72 persen.
“Target kami memprediksi ada peningkatan laba di Rp 82,74 miliar. Di samping kami melakukan efisiensi dan target produktivias, yang meningkatkan profitabilitas lebih tinggi,” kata Herman dalam public expose Buana Finance, Senin, 19 Mei 2025.
Baca juga: Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan BRI Tembus Rp796 Triliun di Kuartal I 2025
Perseroan menyiapkan sejumlah strategi untuk merealisasikan target tahun 2025. Pertama, memperkuat sinergi dengan mitra strategis. Buana Finance membangun hubungan personal yang kuat, termasuk melakukan kolaborasi pemasaran dan skema insentif dealer.
Kedua, melakukan segmentasi produk dan pelanggan. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan keakuratan strategi pemasaran.
“Ini supaya lebih fokus, sehingga kami bisa melakukan efisiensi waktu, dan service level ke mitra dan pelanggan bisa lebih cepat,” lanjutnya.
Strategi Genjot Pembiayaan
Ada strategi ketiga adalah dengan melakukan pengembangan website perseroan guna meningkatkan user experience, terutama mitra dealer. Para dealer diharapkan bisa diedukasi untuk benar-benar memahami produk-produk Buana Finance. Dengan begitu, mereka bisa mengedukasi mitra Buana Finance.
Keempat, meningkatkan efisiensi operasional dan melanjutkan proses digitalisasi untuk meningkatkan daya saing yang lebih kuat.
Adapun untuk kinerja keuangan di kuartal I 2025, Herman menegaskan realisasinya masih sesuai dengan target perseroan. Pembiayaan misalnya, hingga April 2025 sudah mencapai Rp1,26 triliun. Pencapaian ini tidak lepas juga dari strategi diversifikasi yang dilakukan perseroan, di tengah kondisi market yang menurun.
Sementara dari sisi funding (pendanaan), Mariana Setyadi, Direktur Keuangan Buana Finance mengatakan, untuk menopang target pembiayaan Rp4,15 triliun, perseroan sampai saat ini masih memerlukan pendanaan sekitar Rp2,90 triliun. Sebelumnya, dalam beberapa bulan terakhir, Buana Finance memang sudah mendapatkan pendanaan dari sejumlah bank.
Baca juga: DPK Perbankan Ditopang Korporasi, Emas Jadi Pilihan Investasi Masyarakat
“Dengan pendanaan yang kita peroleh, Per Maret 2025 masih ada dana yang belum digunakan sekitar Rp1,2 triliun yang bisa kita pakai sampai 6 bulan ke depan,” kata Mariana.
Untuk memenuhi kebutuhan funding, lanjut Mariana, perseroan tidak hanya mengandalkan pinjaman dari perbankan. Opsi penerbitan obligasi juga bisa menjadi pilihan. Saat ini, Buana Finance sedang mencermati kondisi market dan mencari opsi terbaik untuk mendapatkan pendanaan.
Sebagai tambahan, Buana Finance juga sudah menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada hari ini. Beberapa agenda yang disepakati antara lain adalah perubahan pengurus di jajaran dewan komisaris dan pembagian dividen atas laba tahun 2024. (*) Ari Astriawan









