Jakarta – Bank Indonesia (BI) memastikan, pemilihan umum Presiden Amerika Serikat (AS) pada 8 November 2016 mendatang, tidak akan menimbulkan volatilitas berlebihan ke pasar keuangan dan terhadap nilai tukar rupiah.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, untuk menghindari sentimen negatif dari global tersebut, BI akan memantau pelaku pasar setiap melakukan penyesuaian dalam bertransaksi, dan mengikuti hasil berbagai survei menjelang Pemilu AS mendatang.
Dengan demikian, kata dia, hasil Pemilu AS tidak akan jauh berbeda dengan ekspektasi yang sudah terbangun di pasar. “Harusnya tidak ada gejolak. Pasarkan adjust terus. Ini survei terus. Setiap survei diumumkan, pasar pasti ada penyesuaian,” ujarnya, di Gedung BI, Jakarta, 7 Oktober 2016.
Menurutnya, jika terdapat volatilitas kurs rupiah di pasar keuangan, BI sudah bersiap mengintervensi agar rupiah sesuai dengan fundamental ekonomi. “Kita awasi saja, apakah kalau Hillary yang menang ada dampaknya terhadap kurs dollar AS, Trump yang menang ada dampaknya pada dolar AS,” ucapnya. (Selanjutnya : BI siap menjaga pergerakan rupiah…)