Jumlah perjalanan bisnis orang Indonesia lebih tinggi dari pebisnis global. Pembayaran menggunakan kartu oleh orang Indonesia yang berpergian jumlahnya ikut meningkat. Apriyani Kurniasih.
Jakarta– Visa Global Travel Intentions Study 2015 melaporkan, masyarakat Indonesia diperkirakan akan melakukan rata-rata lima perjalanan dalam dua tahun kedepan. Jumlah ini lebih banyak dari rata-rata global yaitu tiga perjalanan. Dalam laporan tersebut terlihat bahwa, pebisnis Indonesia berniat untuk melakukan dua perjalanan bisnis. Jumlah ini dua kali lebih banyak dibandingkan dengan pebisnis global yang hanya berniat untuk melakukan satu kali perjalanan bisnis.
President Direktur PT Visa Indonesia, Ellyana Fuad menyatakan, Visa Global Travel Intentions Study memberikan prospek dan harapan yang positif terhadap Indonesia. Keinginan untuk lebih banyak melakukan perjalanan bisnis dalam dua tahun ke depan merupakan indikasi yang baik karena ini menunjukan pandangan yang optimis terhadap kondisi lingkungan usaha.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa orang-orang Indonesia telah meningkatkan pengeluaran perjalanaannya sebesar 30%, dari rata-rata US$1,198 pada 2013, menjadi US$1,1562 pada 2015. Dalam penelitian itu juga disebutkan bahwa orang-orang Indonesia berencana untuk meningkatkan pengeluaran mereka hingga US$2,501 untuk perjalanan di masa depan. Alokasi anggaran pada saat melakukan perjalanan kebanyakan ditujukan bagi kegiatan shopping (69%), mengunjungi atraksi lokal (69%), dan wisata kuliner di restoran terkenal (51%).
“Indikasi lain dari optimisme di kalangan orang Indonesia yang melakukan perjalanan, adalah rencana mereka untuk meningkatkan 60% pengeluaran perjalanan di masa depan, ini lebih tinggi dari kenaikan global yang sebesar 53%. Kenaikan ini sepertinya didorong oleh meningkatnya jumlah affluent, solo (pelaku perjalanan sendiri) dan, pelaku perjalanan bisnis,” tutur Ellyana.
Penelitian yang dilakukan lebih jauh memperlihatkan bahwa lebih banyak orang Indonesia telah melakukan perjalanan ke luar negeri untuk bersantai, di mana 85% responden Indonesia pada penelitian ini telah melakukan perjalanan internasional untuk bersantai dalam dua tahun terakhir. Ini secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan Global Travel Intentions study 2013, di mana hanya 52% penduduk Indonesia telah melakukan perjalanan ke luar negeri untuk liburan mereka.
Singapura dan Malaysia tetap menjadi negara tujuan utama bagi orang Indonesia. Namun bepergian ke Asia Utara, terutama ke Jepang, Hong Kong dan Korea, menjadi lebih populer dalam dua tahun terakhir.
Studi ini juga memperlihatkan peningkatan yang kuat terhadap penggunaan kartu sebagai alat pembayaran saat berliburan, baik untuk merencanakan dan membayar sebelum bepergian, dan juga melakukan pembayaran saat kegiatan selama liburan. Pada tahap pemesanan, pembayaran menggunakan kartu adalah cara yang paling disukai. Sebanyak 73% dari orang Indonesia menggunakan kartu pada tahap itu. Sedangkan di tempat tujuan, orang Indonesia membayar 38% dari pengeluaran mereka dengan menggunakan kartu.
Ellyana menambahkan, para pelaku perjalanan menganggap pemakaian kartu memberikan nilai lebih dalam hal kenyamanan, keamanan dan penerimaan yang luas, dan ini sangat dihargai oleh pelaku perjalanan.
“Studi kami menunjukkan bahwa 54% dari orang Indonesia yang melakukan perjalanan lebih suka menggunakan kartu kredit untuk pembayaran di toko-toko saat berada di tempat tujuan. Bahkan, 33% pelaku perjalanan dari Indonesia menyatakan akan meningkatkan pengeluaran lebih banyak dengan adanya akses penerimaan kartu yang lebih luas”pungkas Ellyana.