Jakarta – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) mencatatkan kinerja yang solid hingga akhir 2024 dengan pertumbuhan total aset sebesar 4,7 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp25,1 triliun.
Kenaikan ini didorong oleh peningkatan piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) sebesar 9,6 persen yoy menjadi Rp24,1 triliun serta pembiayaan baru yang mencapai Rp20 triliun atau tumbuh 5,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur BFI Finance, Sutadi, mengungkapkan bahwa strategi selektif dalam penyaluran pembiayaan dan diversifikasi produk menjadi faktor utama dalam menjaga stabilitas kinerja perusahaan.
“Kami terus memperkuat pengelolaan risiko dan kualitas kredit agar dapat bertumbuh secara berkelanjutan, terutama di tengah dinamika ekonomi saat ini,” ujarnya dikutip Selasa (25/2).
Baca juga: Survei OCBC BFI: 60 Persen UMKM RI ‘Melek’ Manajemen Keuangan
Struktur portofolio pembiayaan BFI Finance hingga akhir 2024 masih didominasi oleh segmen kendaraan roda empat dan roda dua yang mencakup 59,5 persen dari total piutang.
Disusul oleh pembiayaan alat berat dan mesin sebesar 15,5 persen serta pembiayaan berjaminan properti yang mencapai 5,0 persen.
Adapun segmen pembiayaan kendaraan roda empat bekas melalui showroom menjadi kontributor utama pertumbuhan dengan lonjakan 35,3 persen yoy.
Sutadi menambahkan bahwa meskipun industri pembiayaan menghadapi tantangan, BFI Finance tetap berhati-hati dalam menjaga kualitas asetnya.
Hal ini terlihat dari rasio Non-Performing Financing (NPF) bruto yang berada di level 1,25 persen dan neto 0,21 persen per Desember 2024, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1,36 persen dan jauh di bawah rata-rata industri sebesar 2,70 persen.
“Kami memastikan rasio pembiayaan bermasalah tetap terkendali dengan NPF coverage sebesar 2,7 kali dari nilai NPF bruto, yang mencerminkan tingkat kehati-hatian kami dalam mengelola risiko kredit,” jelasnya.
Selain menjaga kualitas pembiayaan, BFI Finance juga mempertahankan gearing ratio yang sangat rendah di angka 1,3 kali, jauh di bawah batas maksimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencapai 10 kali.
Sumber pendanaan perusahaan pun berkembang dengan baik, dengan 60 persen berasal dari pendanaan bank dalam negeri dan 19 persen dari penerbitan obligasi.
Baca juga: Pembiayaan SolusiDana Adira Finance Tembus Rp9 Triliun Selama 2024
Secara keseluruhan, BFI Finance membukukan total pendapatan sebesar Rp6,3 triliun dan laba bersih setelah pajak senilai Rp1,6 triliun. Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing tercatat sebesar 8,0 persen dan 15,7 persen sepanjang 2024.
Dengan fundamental bisnis yang kuat, perusahaan optimistis dapat terus mempertahankan kinerja positif di tahun mendatang.
“Kami akan terus mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pasar serta menjaga efisiensi operasional untuk meningkatkan daya saing,” pungkas Sutadi. (*) Alfi Salima Puteri