Bali – Bank Indonesia (BI) terus berupaya mendorong akselerasi ekonomi digital. Selain menindaklanjuti Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 lewat sejumlah insiatif pembayaran digital, seperti QRIS, BI Fast, dan SNAP, Bank Indonesia juga akan menghadirkan sejumlah komitmen.
Ke depan, ada tiga komitmen yang dihadirkan BI untuk mengakselerasi ekonomi digital dan ekosistem keuangan terintegrasi. Pertama, reformasi regulasi untuk mempercepat konsolidasi atas industri pembayaran yang sehat, kompetitif dan inovatif.
Kedua, mengembangkan infrastruktur pembayaran yang sarat akan interopabilitas, interkoneksi, dan intergrasi. Ketiga, mengembangkan praktik pasar yang aman, efisien, dan seimbang.
Hal itu diungkapkan Aida S. Budiman, Deputi Gubernur BI dalam seminar “Synergy for Inclusive and Sustainable Economic Growth”, bagian dari Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022 yang merupakan Side Events 3rd FCBD dan 3rd FMCBG G20 di Nusa Dua, Bali, Rabu 13 Juli 2022.
Lebih jauh, Aida menekankan ada dua hal pokok terkait digitalisasi yang inklusif dan berkelanjutan. Pertama, digitalisasi telah memungkinkan kita untuk memiliki kegiatan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Manfaatnya bersifat luas bagi semua orang, bagi masyarakat umum dan mampu mengurangi ketimpangan. Kedua, sinergi dan kolaborasi antara otoritas dan industri menjadi kunci dalam memetik manfaat dari ekosistem ekonomi dan keuangan digital.
“Manfaatnya bersifat luas bagi semua orang, bagi masyarakat umum dan mampu mengurangi ketimpangan. Kedua, sinergi dan kolaborasi antara otoritas dan industri menjadi kunci dalam memetik manfaat dari ekosistem ekonomi dan keuangan digital,” pungkasnya. (*) Ari Astriawan