Jakarta–Perusahaan teknologi raksasa Jepang, Hitachi, tak lama lagi akan bersiap meluncurkan terobosan terbaru dalam dunia bisnis dan finansial.Perusahaan ini dikabarkan akan membangun Financial Innovation Laboratory di Silicon Valley. Inovasi besar yang akan diciptakan bernama Teknologi Blockchain yang merupakan basis dari teknologi mata uang digital.
Pakar Digital Marketing Indonesia, Anthony Leong mengakui kalau potensi teknologi blockchain sangat besar. Teknologi ini patut dikembangkan di Indonesia dalam hal memberantas korupsi seperti membuat e-budgeting dengan teknologi Blockchain.
Ia menilai bahwa Blockchain punya kelebihan tersendiri, diantaranya lebih efisien karena bisa menekan biaya transaksi, transparan karena dapat diakses publik, kemanannya tinggi serta mampu meminimalisasi kasus human error karena semua transaksi nantinya telah dikomputerisasi dan tercatat secara otomastis.
Ia menambahkan, bank ternama semacam Citibank, HSBC, dan bank ternama lain di luar negeri sudah mengaplikasikan teknologi Blockchain di sistem perbankannya. Tak hanya itu, Visa yang dikenal sebagai perusahaan sistem pembayaran (remittance) terbesar di dunia saat ini juga sedang menguji teknologi tersebut.
“Blockchain terbukti dapat diaplikasikan di sektor teknologi dan finansial. Namun, teknologi ini juga bisa digunakan untuk berbagai bidang lainnya. Bahkan, beberapa perusahan ternama dan pemerintahan lainnya rela mengeluarkan dana besar untuk mengembangkan Blockchain, seperti Netscape, Operator bursa saham Nasdaq, Bank Sentral (Eropa dan China), Pemerintah Honduras, dan akhir-akhir ini Perdana Menteri Singapura juga sudah memberi perintah untuk mempelajari lebih lanjut tentang teknologi ini,” tegas Anthony yang juga Sekjen Asosiasi Pengusaha Digital Indonesia (APDI).
Anthony juga menyoroti manfaat menarik lainnya yang dapat diperoleh jika menggunakan teknologi ini, dari membuat e-budgeting sampai membuat pemilihan umum menjadi lebih transparan, dan smart contracts. “Bisa jadi kita tidak akan perlu lagi adanya pihak ketiga untuk menjadi saksi transaksi perpindahan dana dan dokumen lainnya” tambah dia.
Masih kata Anthony, jika e-budgeting sudah dibuat di database Blockchain, maka itu sudah tidak bisa diganggu gugat lagi oleh siapapun. Ini bisa menjadi alternatif kalau solusi untuk Pemilu. “Nantinya bisa menjadi solusi yang baik ke depannya tanpa membuang biaya yang besar,” ujar Anthony.
Ia melihat teknologi ini memang belum tentu dapat terealisasi dalam dekat karena dibutuhkan waktu lama. Akan tetapi, sudah ada begitu banyak perusahaan global ternama yang terlibat dalam proyek pengembangan teknologi Blockchain. Teknologi demikian, lanjutnya, akan memasuki aspek kehidupan manusia suatu saat.
“Dibutuhkan waktu lebih dari 30 tahun bagi Internet untuk berkembang luas ke seluruh dunia, delapan tahun sudah Blockchain terbentuk. Kita lihat saja 5-10 tahun lagi, Blockchain akan masuk ke dalam setiap aspek kehidupan kita semua seperti kita memakai smartphone,” tutup Anthony. (*)