Jakarta – Dampak positif kebijakan tax amnesty turut dirasakan oleh banyak pihak. Salah satunya sektor konstruksi yang menyambut baik pemberlakuan pengampunan pajak (tax amnesty).
“Gapensi (Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia) menyambut baik implementasi kebijakan ini. Sektor konstruksi paling diuntungkan oleh program ini,” ujar Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia (Gapensi) H.Andi Rukman Karumpa di Jakarta hari ini.
Andi mengatakan, hal ini disebabkan, dua sektor pendukung konstruksi lainnya seperti properti dan infrastruktur akan meraih manfaat langsung dari menguatnya likuiditas di sektor keuangan. Banjir likuiditas di sektor keuangan dan pasar modal ini, lanjut Andi, membutuhkan instrumen investasi di sektor riil. Sektor yang paling siap menampung likuiditas tersebut yakni infrastruktur dan properti.
Dia mengatakan, sentimen positif dari pemberlakuan tax amnesty telah terlihat dari menguatnya saham-saham emiten, selama tiga hari berturut-turut. Sejak Selasa 28 Juni 2016 hingga Kamis 30 Juni 2016, lanjut dia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 3,69%. Sepanjang tahun ini atau year-to-date (ytd), IHSG sudah menguat 8,24%. Investor asing pun terus merangsek masuk Bursa Efek Indonesia (BEI).
Andi mengatakan, bila berhasil, tax amnesty juga nantinya akan mendorong peningkatan pajak. Peningkatan itu akan digunakan untuk menutupi kekurangan fiskal dimana defisit fiskal mencapai Rp313,4 triliun atau 2,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Pemerintah memperkirakan, potensi pajak dari program Tax Amnesty itu sebesar Rp165 triliun. “Dari sisi fiskal akan positif. Kita akan punya dana yang cukup untuk pembangunan infrastruktur dari sisi anggaran negara. Konstruksi dan material akan diuntungkan,” ucap Andi.
Gapensi lanjutnya, memperkirakan akan terjadi lonjakan permintaan barang material seperti semen, beton, bahan bangunan, besi, dan sebagainya.
Dengan tax amnesty ini, kata Andi, potensi industri konstruksi akan semakin besar. Dia memperkirakan market size konstruksi di Indonesia akan melonjak dua kali lipat dari saat ini sebesar Rp 1000 triliun. “Jadi tahun depan bisa sampai Rp 2000 triliun bila tax amnesty ini sukses,” ujar Andi.
Andi mengatakan, pasar konstruksi Indonesia saat ini merupakan yang terbesar di Asean. Kontribusinya sekitar 60%-70%. Sedangkan di tingkat Asia, Indonesia berada di posisi ke-4 setelah China, Jepang, serta India. Tahun ini Gapensi memperkirakan kontribusi konstruksi terhadap Produk Domestik Bruto PDB pada 2016 pada kisaran 15% sampai 16%. Dengan catatan, tahun ini terjadi peningkatan investasi swasta secara signifikan dan belanja pemerintah berjalan lancar.(*)