Jakarta – PT Superkrane Mitra Utama berencana melaksanakan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan mematok harga dikisaran Rp900-Rp1.260 per saham.
Rencananya dana IPO akan digunakan perusahaan untuk membeli alat berat/crane merek Goldhoffer sebanyak 32 unit, Liebherr dengan type crane berkapasitas 200 ton 1 unit, Liebherr dengan type crane berkapasitas 500 ton 1 unit.
Selain itu perusahaan juga akan membeli Lebherr Austrian dengan type crane berkapasitas 300 ton 1 unit dan Kato type crane berkapasitas 70 ton 11 unit.
“Kenapa sekarang? Karena kita dapat kotrak sehingga butuh dana untuk tambah alat,” kata Sekretaris Perusahaan PT Superkrane Mitra Utama, Eddy Gunawin di Jakarta, Rabu , 15 Agustus 2018.
Menurut Eddy, bisnis perusahaan tak terlalu terpengaruh dengan kondisi ekonomi global yang tengah dirundung krisis.
Baca juga: Target BEI Kejar 35 IPO Hampir Tercapai
Ia menyebutkan jika kondisi ekonomi di tanah air masih sangat baik untuk mendukung perkembangan usahanya perseroan. Selain itu, pemerintah juga masih terus menggalakan pembangunan infrastruktur.
Head Corporate Finance PT UOB Kay Hian, John Octavinus, mengatakan bahwa jumlah saham IPO yang akan ditawarkan ke publik rencananya sebanyak 300 juta unit atau setara dengan 20% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.
Lebih lanjut John mengungkapkan, jika sebesar 50% dari dana hasil IPO akan digunakan untuk pembayaran uang muka pembelian alat berat, sedangkan pelunasan sisa pembayaraan pembelian alat berat itu akan menggunakan pinjaman pihak ketiga.
“Sebesar 25% dari dana IPO untuk pelunasan utang bank dan leasing, serta sebesar 25% untuk modal kerja dalam memenuhi kebutuhan operasional perseroan,” jelasnya.
Superkrane sendiri menargetkan bisa mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 14 September 2018 dan masa penawaran umum pada 18-21 September 2018. Sehingga, pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 September 2018. (*)