Jakarta – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyatakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan The Fed pada tahun ini sebanyak dua kali di September dan Desember.
Head of Research and Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, mengatakan kekhawatiran pasar terkait dengan adanya stagflasi sudah mulai mereda. Ini salah satunya didukung oleh data inflasi AS yang naik 0,1 persen secara bulanan dan secara tahunan (yoy) naik dari 2,3 persen menjadi 2,4 persen.
“Dalam dua bulan ini belum terlihat adanya peningkatan signifikan baik dari inflasi maupun dari tingkat pengangguran. Jadi untuk sementara ini memang kekhawatiran stagflasi ini juga mulai mereda. Ini tentu saja mulai direspons positif oleh market,” ucap Rully dalam Media Day di Jakarta, 12 Juni 2025.
Baca juga: BI Soroti Dampak Global Tarif Trump, The Fed Diprediksi Turunkan Suku Bunga
Namun, ia melihat The Fed tidak akan terburu-buru untuk menurunkan suku bunga acuan karena hanya satu data saja (inflasi). The Fed masih akan memantau beberapa data lainnya, jika rilis data-data pendukung mengalami pergerakan yang sustain, maka peluang The Fed untuk memangkas suku bunga semakin terbuka.
Sementara itu, terkait dengan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada tahun ini Mirae Asset memperkirakan hanya terjadi satu kali, yang telah dilakukan pada periode Mei 2025 sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 5,50 persen.
Baca juga: Bos BI Minta Perbankan Turunkan Suku Bunga Kredit, Usai BI Rate di Pangkas
Lebih lanjut, Mirae Asset memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir 2025 berada di bawah 5 persen, tepatnya pada posisi 4,75 persen.
Adapun, tingkat inflasi diproyeksikan akan berada di posisi 2,50 persen, dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS secara rata-rata sebesar Rp16.650 dan pada akhir tahun sekitar Rp16.700. (*)
Editor: Galih Pratama