Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan, namun kondisi ini bukan disebabkan oleh pelemahan fundamental ekonomi Indonesia. Chief Economist UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja menegaskan, penurunan IHSG lebih dipengaruhi oleh sentimen eksternal dan volatilitas global.
“IHSG turun karena sentimen luar. Global memang sedang volatile. Contohnya, semalam Wall Street juga turun tajam,” ujar Enrico saat ditemui usai acara Media Literacy Circle di Jakarta, Selasa, 11 Maret 2025.
Ia menyoroti dampak perang tarif yang mulai menggeser risiko inflasi menjadi ancaman stagflasi. Menurutnya, kondisi ini mendorong banyak investor untuk melepas saham-saham unggulan, terutama dari sektor yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi.
“Banyak sekali growth stocks dijual. Kita memang terseret, terutama oleh investor asing,” tambahnya.
Baca juga: 416 Saham Melemah, IHSG Ditutup di Zona Merah ke Posisi 6.545
Meski demikian, Enrico menegaskan bahwa perekonomian Indonesia masih dalam kondisi yang solid.
“Ini bukan salah makro fundamental. Kita sebenarnya masih kuat. Yang lebih berpengaruh adalah hard mentality di pasar,” ujarnya.
Strategi Pemerintah untuk Menjaga Kepercayaan Pasar
Di tengah ketidakpastian global, Enrico menekankan pentingnya komunikasi yang baik untuk menjaga kepercayaan pasar.
Baca juga: Rupiah Diperkirakan akan Melemah Dipicu Sentimen Risk Off di Pasar
“Kita harus memastikan bahwa strategi investasi pemerintah tetap berjalan dengan baik. Konsumsi akan didorong melalui berbagai program fiskal dan moneter,” jelasnya.
Langkah ini diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat serta menopang pertumbuhan ekonomi, meskipun tekanan eksternal masih tinggi. (*) Alfi Salima Puteri