Jakarta – Nilai tukar rupiah berpeluang menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat, 2 Mei 2025 atau jelang akhir pekan, ditopang oleh sinyal positif dari pemerintah China terkait negosiasi tarif Presiden Donald Trump.
Pengamat pasar uang sekaligus Presiden Direktur Doo Financial Futures, Ariston Tjendra menjelaskan sentimen pasar keuangan terlihat membaik dengan positifnya pergerakan indeks saham regional pagi ini.
“Adanya sinyal pemerintah China terbuka terhadap proses negosiasi tarif dengan AS. Ini tentunya kabar positif untuk pasar keuangan,” ujar Ariston, Jumat, 2 Mei 2025.
Baca juga: Rupiah Terus Tertekan, Sri Mulyani Beberkan Penyebabnya
Di sisi lain, pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh berbagai lembaga internasional, seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, turut memberikan sentimen negatif ke rupiah.
“Proyeksi pelambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia, dan juga kontraksi indeks manufaktur Indonesia di bulan April 2025 menurut S&P, bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah,” ungkapnya.
Baca juga: Rupiah Berpeluang Menguat, Didorong Harapan Negosiasi Tarif AS
Ariston memperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp16.550 per dolar AS hari ini.
“Rupiah berpeluang menguat lagi terhadap dolar AS dengan potensi penguatan ke area Rp16.550, dengan potensi resisten di kisaran Rp16.630 per dolar AS,” imbuh Ariston. (*)
Editor: Yulian Saputra