Jakarta – Donald Trump resmi dilantik sebagai presiden Amerika Serikat (AS) ke-47, pada Senin 20 Januari 2025, di Capitol Rotunda. Dia resmi dilantik setelah mengucap sumpah sebagai Presiden AS.
“Saya bersumpah (atau menegaskan) dengan sungguh-sungguh bahwa saya akan menjalankan Jabatan Presiden Amerika Serikat dengan setia, dan akan dengan kemampuan terbaik saya, menjaga, melindungi, dan membela Konstitusi Amerika Serikat”.
Sementara Wakil Presiden JD Vance, dilantik tepat sebelum Trump mengambil sumpah.
Upacara pelantikan tersebut menandai kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih, setelah memerintah AS pada periode 2017 hingga 2021.
“20 Januari 2025 adalah hari pembebasan,” serunya dalam pidato perdananya setelah dilantik sebagai presiden dikutip BBC, 21 Januari 2025.
“Zaman keemasan Amerika dimulai sekarang juga,” tambah Trump.
Baca juga: Pidato Perdana Trump Bikin IHSG Rawan Berbalik Arah
Dalam pindatonya, Trump mengungkapkan sejumlah langkah yang akan segera diambilnya. Di bidang ekonomi, misalnya, Trump mengatakan akan mengakhiri apa yang disebutnya “rekor inflasi” dan kenaikan harga.
Trump juga menegaskan kembali janjinya untuk meningkatkan pengeboran minyak dan gas di wilayah AS. Menurutnya, AS memiliki minyak dan gas alam terbanyak di dunia.
“Di antara negara mana pun di bumi, dan kami akan menggunakannya (minyak dan gas). Kami akan kembali menjadi negara manufaktur dan produsen minyak dan gas yang akan mengekspor energi ke seluruh dunia,” jelasnya.
Baca juga: Kekayaan Trump Bakal Makin Bertambah Jelang Pelantikan, Kok Bisa?
Terkait perdagangan luar negeri, Trump mengatakan sedang berupaya menciptakan “Layanan Pajak Eksternal” untuk mengumpulkan bea masuk dan pajak lainnya.
“Daripada mengenakan pajak kepada warga negara kita untuk memperkaya negara asing, kita akan mengenakan bea dan pajak kepada negara asing untuk memperkaya warga negara kita,” jelasnya.
Ia juga telah mengumumkan pembentukan DOGE, departemen efisiensi yang dipimpin oleh pengusaha Elon Musk dan Vivek Ramaswamy. (*)