Jakarta – Kementerian BUMN mengapresiasi PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) PalmCo, Subholding PTPN III (Persero), atas keberhasilannya dalam menjalankan Kerja Sama Operasi (KSO) dan program turn around kebun kopi. Program tersebut tak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga berhasil mempertahankan penetrasi Kopi Jawa ke pasar global.
Hal tersebut diutarakan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo saat mengunjungi Java Coffee Estate dan Pabrik Kopi KSO PTPN IV PalmCo bersama PTPN I SupportingCo di Kawasan Ijen, Bondowoso, Jawa Timur, Selasa, 3 Juni 2025.
Pria yang akrab disapa Tiko itu mengatakan, PalmCo telah menunjukkan progres pertumbuhan atas program turn around komoditas kopi di Kebun Kalisat dan Blawan.
“Hari ini kita melihat langsung pengerjaan peremajaan kebun kopi yang dilakukan PalmCo berdampak besar pada pertumbuhan produksi,” sebut Tiko, dikutip Rabu, 4 Juni 2025.
Baca juga: Tuai Hasil Transformasi, KB Bukopin Finance Lanjutkan Kinerja Solid
Program intensifikasi melalui peremajaan menggunakan bibit unggul serta penerapan teknologi yang lebih efisien memang telah dilakukan secara bertahap dalam 3 tahun terakhir.
Sejak KSO ditandatangani pada 20 Mei 2022 silam, PalmCo meyakini peremajaan dan pemeliharaan dengan best practices terbaik, sanggup menjadi back bone pertumbuhan produktivitas.
“Kita apresiasi. Grafik produksinya naik terus. Maka, pertahankan dan tingkatkan skalanya dengan tetap memperhatikan kualitas panen serta mutu produk. Sehingga, ekspor ke mancanegara yang sudah berhasil dilakukan juga dapat diperluas lagi,” imbuh Tiko.
Data mencatat, produktivitas Kebun JCE pasca KSO melonjak di tengah penurunan luas tanaman yang menghasilkan. Bahkan, produktivitas tahun 2023 dan 2024 adalah angka tertinggi yang pernah dicapai JCE selama 6 tahun terakhir, yakni menyentuh 482 Kg/Ha.
Konsistensi Ekspor hingga Kolaborasi dengan Petani
Sedangkan dari sisi pemasaran, Kopi Jawa Arabika ini kembali mendunia dengan konsistensi ekspor ke negara-negara Eropa hingga Amerika Serikat.
Baca juga: LPDB Fasilitasi Koperasi Kopi Naik Kelas dengan Pembiayaan Bergulir
Lebih jauh, Tiko berharap, PTPN turut meningkatkan kerjasama dengan kopi produksi masyarakat bersama Perhutani yang sudah mulai dikembangkan di kawasan Gunung Ijen.
Model kerja samanya yakni masyarakat menanam kopi di lahan Perhutani. Kemudian, dalam prosesnya dibina oleh PTPN, dan hasilnya dibeli oleh PTPN untuk diolah di pabriknya dan dijual dengan nilai yang tinggi hingga ke luar negeri.
“Bagi petani nilai tambahnya semakin besar dibandingkan mereka bertani tradisional,” bebernya.
PTPN Dorong Pembinaan Petani dan Ekspansi Produksi
Sementara itu, Direktur Utama PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani menyebutkan total produksi kopinya menyentuh 825 ribu kg dalam setahun. Di mana 80 persen di antaranya diekspor.
Kemudian guna meningkatkan produksi kopi yang merupakan aset PTPN I SupportingCo itu, pihaknya melalui KSO berkomitmen mendukung PTPN IV dalam melakukan tanam ulang di kebun-kebun kopi PTPN I.
Baca juga: Lewat Jejak Kopi Khatulistiwa, BNI Bantu Petani Garut Ekspor Kopi
Selain itu, Ghani juga menegaskan dengan amanat dari pemerintah dalam membantu petani meningkatkan pendapatan masyarakat, pihak PTPN siap melakukan pembinaan.
“Kopi masyarakat kita olah di sini, kita jual, sebisanya eskpor juga arahnya. Dengan demikian, pendapatan petani meningkat,” ucapnya.
Keberhasilan turn around komoditas kopi sekaligus membuktikan bahwa dedikasi, kerja keras, dan komitmen dari setiap individu yang telah mendukung penuh transformasi JCE demi mengembalikan legenda kopi Jawa di kancah internasional berjalan efektif, termasuk meningkatkan perolehan laba secara berkelanjutan.
Laporan keuangan tahunan menunjukkan laba/rugi kebun kopi Kalisat Jampit dan Belawan yang dikelola KSO JCE terus mengalami peningkatan.
Setelah hanya memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp11 miliar dan Rp13 miliar di 2019-2020, bahkan merugi Rp20 miliar di 2021, JCE mencatatkan kenaikan keuntungan berturut-turut mencapai Rp18 miliar di 2022, Rp28,48 miliar di 2023, dan Rp32 miliar di 2024.
Baca juga: Ekspor Kopi Indonesia Capai 342,22 Ribu Ton di 2024
Di sisa waktu KSO selama 6 tahun mendatang, PalmCo akan mempercepat komposisi tanaman menghasilkan agar lebih ideal, sehingga pertumbuhan operasional, finansial, dan dampak sosialnya mampu tumbuh secara berkelanjutan.
“Kita ingin membawa praktek terbaik ini ke petani kopi di Indonesia. Sehingga nantinya tidak hanya JCE dan PTPN saja, tapi seluruh petani kopi Indonesia mampu menikmati hasil bertani kopi yang maksimal,” pungkas Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa. (*) Steven Widjaja









