Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI melalui Program Jejak Kopi Khatulistiwa (JKK) turut berperan dalam mendorong peningkatan produk kopi nasional untuk mencapai swasembada pangan dan menembus pasar global melalui platform Xpora. Salah satu nasabah yang berpartisipasi dalam program ini adalah Mahkota Java Coffee dari Garut, Jawa Barat.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, mengatakan bahwa Jejak Kopi Khatulistiwa merupakan bukti nyata keseriusan BNI dalam meningkatkan kapasitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di area perhutanan sosial agar terus berkembang.
Baca juga: Wujudkan Asta Cita, BNI Hadirkan Kesetaraan Gender di Ruang Kerja
“BNI JKK adalah program perhutanan sosial yang bertujuan memberikan akses pembiayaan kepada petani kopi yang telah mendapatkan hak pengelolaan lahan secara formal dari negara. Selain itu, program ini juga berpotensi meningkatkan ekonomi hijau, terutama bagi UMKM kopi yang berorientasi ekspor,” ujar Okki dalam siaran pers, Rabu, 12 Februari 2025.
Inklusi Finansial dan Kredit untuk Petani Kopi
Selain meningkatkan daya saing petani kopi di Indonesia, JKK juga bertujuan memperluas inklusi finansial di kalangan petani kopi.
Okki menjelaskan bahwa hingga Desember 2024, BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp67,2 miliar kepada 525 petani kopi di berbagai wilayah Indonesia.
“Program yang telah berjalan sejak 2022 ini juga memberikan berbagai dukungan, mulai dari edukasi, kurasi, inkubasi, business matching, hingga penggunaan solusi transaksi keuangan di BNI,” ungkapnya.
Baca juga: Pertamina Angkat UMKM Lokal Kopi Puntang Wangi ke Pasar Internasional
BNI JKK saat ini telah hadir di lima provinsi di Indonesia, yaitu Kabupaten Humbang Hasundutan (Sumatera Utara), Rejang Lebong (Sumatera Selatan), Garut (Jawa Barat), Jember (Jawa Timur), dan Temanggung (Jawa Tengah).
Kopi Garut Menembus Pasar Ekspor Berkat Dukungan BNI
Enung Sumartini, produsen kopi asal Garut yang mengikuti program BNI JKK, mengaku merasakan banyak manfaat dari program tersebut dalam mengembangkan usahanya.
“Saya bersyukur bisa ikut serta dalam program business matching Xpora yang diselenggarakan BNI dengan calon pembeli dari luar negeri. Saya juga diundang ke berbagai pameran untuk memperkenalkan kopi asal Garut,” tutur Enung.
Enung kini mendirikan Kelompok Tani Kasuga (Kopi Asli Urang Garut), yang beranggotakan sekitar 130 petani.
Baca juga: Ekspor Kopi Indonesia Capai 342,22 Ribu Ton di 2024
Meskipun Kopi Garut masih tergolong pendatang baru di dunia kopi Nusantara dibandingkan dengan kopi Toraja, Gayo, dan Kintamani yang sudah mendunia, potensinya menarik minat BNI untuk mendukung para petani dan pelaku UMKM kopi.
Dukungan ini bertujuan memperkuat daya saing dan menghasilkan kopi berkualitas dengan nilai jual tinggi.
“Tidak hanya menyiapkan produk terbaik dan menjaring pembeli dari luar negeri, BNI juga mendukung kami untuk mampu bersaing di tingkat nasional,” ujar Enung, yang telah merintis produksi kopi sejak 2010.
Dari Kompetisi Internasional hingga Ekspansi Pasar Asia
Selain memproduksi biji kopi, Enung dan suaminya juga mengolah kopi hingga mencapai grade tertinggi yang kerap memenangkan kompetisi internasional.
Enung bahkan menjadi salah satu pemenang dalam kompetisi kopi yang diadakan oleh Alliance of Coffee Excellence, organisasi bergengsi di industri kopi dunia.
Menurut Enung, mengikuti pameran adalah salah satu cara efektif untuk mencari pembeli baru dan menunjukkan kualitas kopi secara langsung.
Baca juga: Dorong UMKM Go Global, BNI Xpora Gandeng ICC Indonesia
Dengan dukungan BNI Xpora, layanan yang membantu UMKM memperluas bisnis ke pasar internasional, Enung semakin yakin untuk menembus pasar luar negeri.
Enung, yang memiliki merek Mahkota Java Coffee, juga menjelaskan bahwa para petani yang tergabung dalam Kasuga dan ratusan petani lainnya telah memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BNI.
“Selain permodalan, berbagai layanan dari BNI yang memudahkan transaksi keuangan juga kami gunakan dalam menjalankan usaha ini,” ungkapnya.
Kopi Garut Tembus Pasar Taiwan dan Singapura, Siap Ekspansi ke Korea Selatan
Biji kopi dan produk olahan dari Enung dan Kelompok Tani Kasuga telah menembus pasar ekspor sejak 2018, dengan pembeli tersebar di berbagai negara seperti Taiwan dan Singapura. Dalam setahun, Enung berhasil menjual sekitar 100 ton biji kopi.
“Saya juga sedang mempersiapkan untuk bisa menembus pasar Korea Selatan,” tutup Enung. (*)