Pertamina Rugi Rp500 Juta per Hari, Distribusi BBM Bengkulu Dialihkan ke Jalur Darat

Pertamina Rugi Rp500 Juta per Hari, Distribusi BBM Bengkulu Dialihkan ke Jalur Darat

Jakarta – Analis Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah meminta Pelindo II untuk segera mempercepat pengerukan di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.

Ia menilai keterlambatan pengerukan berdampak besar terhadap berbagai sektor ekonomi, termasuk terganggunya distribusi BBM dari Pertamina kepada masyarakat.

”Besar sekali dampaknya, termasuk distribusi BBM. Makanya, Pelindo II harus gerak cepat terhadap pengerukan. Ini adalah bagian dari tanggung jawab,” tegas Trubus, dalam keterangan tertulis, Selasa, 27 Mei 2025.

Menurut Trubus, percepatan pengerukan hanya satu bagian dari tanggung jawab Pelindo II. Ia menegaskan pentingnya pertanggungjawaban kepada masyarakat karena keterlambatan tersebut menimbulkan kerugian publik, termasuk bertambahnya biaya bagi masyarakat.

”Ekspor terdampak, roda perekonomian masyarakat juga sangat terdampak. Jadi, efek dominonya besar sekali, termasuk kepada publik,” lanjutnya. 

Selain itu, Trubus juga menekankan perlunya perbaikan tata kelola di Pelindo II, yang mencakup transparansi dalam pengelolaan pelabuhan.

Baca juga: 6 PLTS di Wilayah 3T Diresmikan Presiden Prabowo, Diklaim Mampu Kurangi Penggunaan BBM

Sebelumnya, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan juga menyoroti masalah pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai yang dianggap telah memasuki fase darurat.

“Ini sudah darurat. Masyarakat terus bertanya, kapan bisa pulang ke Enggano? Kapan anak-anak bisa kembali sekolah di Kota Bengkulu? Kalau Pelindo tidak bisa memastikan kapan alur bisa dilewati kapal, lalu apa yang sudah dikerjakan selama ini,” kata Helmi.

Menurutnya, kapal-kapal pengangkut BBM milik Pertamina serta kapal penumpang dan logistik yang melayani Pulau Enggano sangat membutuhkan akses pelayaran yang aman dan lancar.

“Ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Kita ingin semuanya aman dan arus pelayaran berjalan lancar,” kata Helmi ketika itu.

Kepala Dinas ESDM Bengkulu, Donni Swabuana, mengungkapkan bahwa pendangkalan pelabuhan berdampak besar pada operasional Pertamina.

Biasanya, pengiriman BBM ke Bengkulu dilakukan via jalur laut. Namun, akibat kondisi saat ini, pengiriman harus dialihkan ke jalur darat.

“Kerugian yang disampaikan Pertamina kepada kami sebesar Rp500 juta per hari,” kata dia. 

Baca juga : Penambahan Stok BBM saat MotoGP Dorong Ekonomi Daerah

Di sisi lain, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel tetap berkomitmen menjaga keandalan distribusi dan ketersediaan BBM untuk masyarakat Bengkulu.

Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah langkah strategis, seperti menambah armada mobil tangki, mempercepat penyaluran dari berbagai titik suplai, serta berkoordinasi dengan PT KAI untuk pengiriman ke FT Lubuk Linggau.

“Kami terus menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan pembelian BBM secara berlebihan. Pasokan akan terus dimaksimalkan sesuai kebutuhan masyarakat di wilayah Bengkulu dan sekitarnya,” jelasnya.

Selain itu, ia juga menyampaikan permohonan maaf atas antrean dan keterbatasan pasokan BBM yang sempat terjadi di sejumlah SPBU dalam beberapa hari terakhir.

“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang sempat terjadi. Situasi ini merupakan dampak dari kondisi di luar kendali kami, namun Pertamina berkomitmen penuh untuk menjaga ketersediaan energi. Kami pastikan pasokan BBM untuk masyarakat Bengkulu terus diupayakan agar kembali normal secara bertahap,” ujar Nikho.  (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

Top News

News Update