Data dari QRIS yang kredibel dan real-time membantu lembaga keuangan dalam menilai kelayakan kredit bagi pelaku usaha. Hingga triwulan I 2025, pengguna QRIS telah mencapai 56,3 juta dengan volume transaksi mencapai 2,6 miliar. Dari jumlah tersebut, 38,11 juta pengguna berasal dari sektor UMKM.
Dukungan BI untuk Pemberdayaan UMKM

Ia menyatakan jika BI terus berkomitmen memberdayakan sektor UMKM, khususnya sektor UMKM yang dijalankan oleh kaum hawa, melalui sebagai program, strategi, serta dukungan infrastruktur yang pro inovasi.
“Dari sisi supply, Bank Indonesia mendorong inklusi ekonomi dan keuangan UMKM melalui kebijakan sistem pembayaran, seperti penerapan QRIS Tap yang baru diluncurkan di Maret 2025,” ungkapnya.
Baca juga: Akselerasi Pelaku UMKM Wanita, SisBerdaya dan DisBerdaya 2025 Targetkan 5 Ribu Peserta
Di samping itu, ada pula kebijakan pembiayaan insentif makro prudensial yang ditujukan kepada lembaga perbankan, agar mendorong lembaga perbankan untuk memberikan pembiayaan kepada UMKM melalui skema insentif.
Dengan kebijakan insentif makro prudensial itu, lembaga perbankan yang menyalurkan kredit ke UMKM akan diberikan insentif melalui pengurangan giro wajib minimun (GWM).
“Dengan kebijakan ini diharapkan bisa menjadi insentif bagi bank untuk mau menyalurkan kredit ke sektor UMKM,” cetusnya.
Pihaknya pun akan terus mencari strategi ke depannya, untuk meningkatkan penyaluran kredit ke sektor UMKM yang per Maret 2025 tengah mengalami penurunan pertumbuhan, yakni di level 1,95 persen.
“Padahal waktu pandemi saja itu pertumbuhannya bisa sekitar 10 persen. Nah, ini kami sedang terus mencari gimana caranya agar kembali meningkat (penyaluran kredit ke UMKM),” pungkasnya. (*) Steven Widjaja








