Jakarta – Beberapa waktu belakangan, konsep keuangan berkelanjutan yang ramah lingkungan semakin diminati oleh para nasabah dan investor global. Menanggapi hal ini, Chief Economist Bank Syariah Indonesia Banjaran Surya Indrastomo menilai, bank syariah secara umum bisa menjadi representasi dari keuangan berkelanjutan tersebut.
Merujuk pada hasil riset Delloite dan Accenture, ia menyebut , sebanyak 71% responden lebih memilih bank yang memberikan dampak positif pada lingkungan dan sosial. Sementara itu, 60% konsumen sejak dimulainya pandemi juga lebih memilih melakukan pembelian ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Saya mendukung kedekatan syariah dan ethicality yang membuat perbankan syariah menjadi terdepan, tidak hanya di pasar melainkan juga tren perubahan perilaku,” jelas Banjaran pada paparan virtualnya, Jumat, 20 Agustus 2021.
Asal tahu saja, perbankan syariah melarang penyaluran pembiayaan ke sektor-sektor non-halal dan tidak ramah lingkungan. Contoh sektor tersebut adalah, perusahaan tembakau atau rokok dan perusahaan alkohol.
Banjaran menambahkan, saat ini perbankan syariah sudah cukup menarik bagi para calon nasabah baru. Fakta bahwa perbankan syariah mendukung tren keuangan berkelanjutan bisa menjadi salah satu poin unik yang bisa ditawarkan oleh bank-bank syariah. Dengan demikian, penetrasi perbankan serta ekonomi syariah bisa terus ditingkatkan. (*)
Editor: Rezkiana Np