Jameel menangkap, ada banyak alasan lain untuk optimis terhadap Indonesia apabila dapat mengesampingkan berita perlambatan pertumbuhan PDB nasional. “Contohnya, pasar modal telah menguat hampir 30% dan sebagian besar investor mengapresiasi perbaikan kebijakan fiskal Pemerintah dan Bank Indonesia. Kinerja Rupiah juga relatif konsisten dibandingkan mata uang lainnya di wilayah ini. Karenanya, keyakinan investor seharusnya membaik dan mengundang arus masuk modal yang lebih tinggi lagi ke Indonesia di masa mendatang” papar Jameel.
Optimisme juga semakin besar karena Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan secara proaktif yang seharusnya dapat membantu memerangi risiko eksternal terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan melonggarkan suku bunga, lanjt Jameel, Bank Indonesia menyediakan likuiditas yang lebih tinggi dan akses yang lebih baik terhadap dana di ekonomi.
(Baca juga : Pemilu AS Tak Timbulkan Volatilitas Berlebih ke Rupiah)
“Dengan semakin besarnya investasi ke pasar saham Indonesia, kita dapat optimis bahwa bisnis akan terus berkembang dan berinvestasi di Indonesia untuk jangka waktu yang lebih panjang” imbuhnya.