Jakarta – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia mengumumkan pendapatan premi asuransi umum tahun 2016 tercatat sebesar Rp61.9 triliun, tumbuh sebesar 5,1% dibanding tahun 2015 sebesar Rp58.9 triliun.
Mengutip data yang dipublikasi AAUI, Kamis, 9 Maret 2017, pertumbuhan ini merupakan nilai pertumbuhan terendah selama 5 tahun ter akhir, dimana tahun sebelumnya mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,7% dan 2 tahun sebelumnya sebesar 17,9%.
Kondisi ini seiring ada tiga lini bisnis asuransi umum yang membukukan pertumbuhan negatif pada akhir tahun 2016 yaitu asuransi pengangkutan, asuransi kecelakaan dan aneka, sedangkan selebihnya mencatatkan pertumbuhan yang positif dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015.
Asuransi harta benda mengalami pertumbuhan positif 7,9% dari Rp17.6 triliun menjadi Rp19.1 triliun ditahun 2016 dan menempati posisi lini bisnis terbesar ditahun 2016.
Disisi lain asuransi kendaraan bermotor mengalami pertumbuhan stagnan 0,4% dari Rp16.30 triliun menjadi Rp16.37 triliun ditahun 2016 dan menempati posisi lini bisnis kedua terbesar ditahun 2016.
Sedangkan asuransi kredit mengalami pertumbuhan positif 18,0% dari Rp3.96 triliun menjadi Rp4.68 triliun ditahun 2016 dan menempati posisi lini bisnis ketiga terbesar ditahun 2016.
Untuk asuransi penjaminan dan rekayasa mengalami pertumbuhan positif masing-masing 29,3% dan 13,0%. Masing-masing mengalami kenaikan dari Rp1,53 triliun menjadi Rp1,98 triliun dan dari Rp1,99 triliun menjadi Rp2,2 triliun ditahun 2016.
Berbicara klaim (Claim paid atau klaim yang dibayar pada periode terkait) pada tahun 2016 tercatat sebesar Rp27.1 triliun, atau turun sebesar 5,6% dibandingkan tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp28.7 triliun.
Penurunan klaim terjadi pada lini usaha asuransi pesawat udara, aneka dan pengangkutan, sedangkan lini usaha yang mencatatkan peningkatan klaim adalah asuransi energi, asuransi rekayasa, asuransi tanggung gugat, dan asuransi kredit.
Claim Ratio tahun 2016 tercatat sebesar 43,9%, menurun dibandingkan tahun lalu sebesar 48,8%. (*) Dwitya Putera