Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi masih akan tetap terjaga di level 5,2% hingga akhir tahun nanti. Dalam hal ini, pemerintah perlu terus menjaga momentum pemulihan ekonomi melalui beberapa kebijakan.
“Momentum pemulihan ekonomi harus terus dijaga dan pemerintah terus berbagai kebijakan antara lain, pelonggaran mobilitas masyarakat, kebijakan fiskal sebagai shock absorber, stabilisasi harga, administred price, kemudian peningkatan sdm, pengembangan umkm juga melakukan reform structural melalui implementasi uu cipta kerja,” ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam BNI Investor Daily Summit 2022 di Jakarta, 11 Oktober 2022.
Ia melanjutkan, bahwa program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang hingga tahun ini dianggarkan sebesar Rp455,6 triliun, di tahun 2023 program tersebut akan kembali ke program normal dimana defisit kembali ke angka kurang dari 3%.
“Pemerintah terus mendorong transisi energi dan juga transisi energi ini walaupun kemarin tertunda akibat dari covid-19 dan juga adanya geopolitik global maka tentu Indonesia mempunyai opportunity dengan beberapa komoditas ekspor antara lain batu bara,” imbuhnya.
Selain itu, pemerintah juga mendorong penggunaan electric vehicle atau kendaraan listrik yang dalam hal ini membutuhkan supply chain nikel. Indonesia sendiri merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia dan diharapkan mampu memanfaatkan nikel tersebut untuk berbagai teknologi renewable.
Dalam pelaksanaannya melalui undang-undang cipta kerja tersebut dapat menguntungkan seluruh koordinasi tidak hanya pemerintah pusat tapi juga pemerintah daerah.
“Oleh karena itu, di sektor keuangan kita tetap harus berhati-hati, namun kita juga perlu mengambil langkah-langkah yang ekstrim, karena langkah itu perlu kita perhatikan, dunia masih berharap, masih melihat Indonesia akan positif di tahun depan,” ujar Airlangga. (*) Khoirifa