Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025. Jika ditilik berdasarkan gender, tingkat literasi keuangan untuk laki-laki meningkat dibanding perempuan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi menjelaskan, indeks literasi keuangan untuk laki-laki tercatat sebesar 67,32 persen. Adapun, indeks literasi keuangan untuk perempuan sebesar 65,58 persen.
Baca juga : Duh! OJK Sebut Jerat Pinjol Bikin Kalangan Anak Muda Sulit Dapat Kerja Hingga KPR
“Kalau dilihat berdasarkan gender, indeks literasi keuangan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, indeks literasi laki-laki 67,32 persen, kalau perempuan 65,58 persen,” kata Kiki, sapaan akrab Friderica Widyasari Dewi dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta Jumat, 2 Mei 2025.
Meski begitu, lanjut Kiki, tingkat inklusi keuangan perempuan masih bisa bersaing dengan laki-laki. Dalam metode berkelanjutan, indeks inklusi keuangan laki-laki sebesar 80,73 persen dan perempuan 80,28 persen.
“Keduanya, sama-sama meningkat masing-masing sebesar 6,76 persen dan 4,2 persen, dibandingkan tahun sebelumnya,” tambah Kiki.
Literasi Keuangan Perkotaan
Dalam Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, Kiki sapaan akrabnya juga menyebut bahwa literasi keuangan di wilayah perkotaan lebih tinggi dibandingkan pedesaan.
Baca juga : Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Masyarakat Naik di 2025, Ini Buktinya!
Untuk metode berkelanjutan, indeks literasi di perkotaan mencapai 70,89 persen, sementara pedesaan 59,60 persen. Kesenjangan ini menjadi salah satu acuan dalam perancangan program edukasi yang lebih tepat sasaran.
“Sementara itu, untuk indeks inklusi keuangan wilayah perkotaan, juga lebih tinggi daripada di perdesaan. Yakni masing-masing sebesar 83,61 persen di perkotaan dibandingkan dengan 75,70 persen di perdesaan,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama