Pandangan Engle agar bank-bank menyalurkan kredit lebih banyak ketimbang memupuk cadangan sesuatu yang perlu digarisbawahi. Namun, di lain sisi, bank-bank sekarang ini juga dihadapkan pada penyakit likuiditas yang harganya relatif mahal. Modal bank besar, tapi likuiditas masih terus menjadi bayang-bayang perbankan.
Bahwa bank-bank harus menyalurkan kredit dan tidak perlu membuat cadangan yang terlalu besar merupakan langkah yang baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sektor-sektor yang membutuhkan pembiayaan, terutama sektor infrastruktur yang dapat mendorong pertumbuhan, menjadi sangat urgent.
Baca juga: Bank Bakal Kena “Palak” Lagi
Persoalan likuiditas nasional menjadi sangat mahal dan langka. Satu sisi modal cukup, tapi di lain sisi likuiditas langka dan mudah kering. Padahal, posisi kredit per GDP pun masih belum 50%. Jadi, bank-bank di Indonesia seperti dalam dunia yang tidak linear.
Saat ini bank-bank lebih banyak mementingkan tingkat kesehatan karena memang aturan. Saat ini bank-bank jauh lebih hati-hati dibandingkan dengan era sebelumnya. Aturan konglomerasi perbankan yang sudah ada membuat bank-bank lebih prudent dan mengantisipasi krisis. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More
Jakarta – Menjelang akhir 2024, PT Hyundai Motors Indonesia resmi merilis new Tucson di Indonesia. Sport Utility Vehicle (SUV)… Read More
Jakarta - Donald Trump telah kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada Pemilu yang… Read More
Jakarta - Romy Wijayanto, Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI menerima penghargaan sebagai Most Popular… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit perbankan pada Oktober 2024 tercatat sebesar Rp7.576,8 triliun, atau… Read More
Jakarta - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menegaskan peran strategis koperasi, khususnya Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), dalam… Read More