Mensesneg Jelaskan Fokus Pemerintah di Istana saat Demo DPR Berlangsung
Page 2

Mensesneg Jelaskan Fokus Pemerintah di Istana saat Demo DPR Berlangsung

Jakarta - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan perhatian pemerintah saat ini tertuju pada prosesi penganugerahan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan yang dipimpin Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Senin, 25 Agustus 2025.

Prasetyo menyampaikan hal itu di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, ketika ditanya soal aksi demonstrasi yang berlangsung bersamaan di depan gedung MPR/DPR RI, Jakarta.

“Kita belum monitor demo. Kita lagi konsentrasi memberikan penghormatan kepada beliau-beliau yang betul-betul berjasa bagi bangsa,” ujarnya, sebagaimana dilansir ANTARA, Senin, 25 Agustus 2025.

Prasetyo menyebut deretan penerima penghargaan kali ini datang dari berbagai latar belakang, mulai dari ekonom, olahragawan, seniman, hingga budayawan.

Dari 141 penerima tanda jasa dan tanda kehormatan itu, terdapat nama Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo yang meraih penghargaan Mahaputera Utama. Selain dia juga ada sejumlah nama besar seperti Andi Ramang, legenda sepak bola era 1940–1950-an yang dijuluki “Ramang si Macan Bola”, serta sprinter Mardi Lestari yang pernah menembus semifinal Olimpiade Seoul 1988.

Dari dunia seni dan budaya, terdapat pula Jaja Miharja, Christine Hakim, hingga Titiek Puspa, yang dinilai telah mendedikasikan hidupnya bagi perkembangan seni dan pendidikan generasi muda.

Menurut Prasetyo, penganugerahan ini menjadi pengingat bahwa jasa dan dedikasi tokoh bangsa perlu diapresiasi sekaligus diwariskan ke generasi berikutnya.

Baca juga: Gubernur BI Perry Warjiyo Dianugerahi Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden Prabowo

Aksi Demo di Depan Gedung DPR

Di sisi lain, ratusan warga dari berbagai kalangan memadati area depan Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, sejak Senin pagi, 25 Agustus 2025. Mereka datang untuk memprotes kebijakan pemerintah dan DPR yang dinilai semakin jauh dari kepentingan rakyat.

Isu yang paling menyulut emosi publik adalah rencana kenaikan tunjangan bagi anggota DPR RI. Kebijakan itu dianggap tidak berpihak, mengingat kondisi ekonomi masyarakat yang sedang sulit.

Aksi ini digelar dengan tajuk “Revolusi Rakyat Indonesia” dan mendapat respons luas setelah seruan protes beredar di berbagai platform media sosial.

Baca juga: Cek Fakta! Ajakan Demo 25 Agustus di Gedung DPR

Sejumlah orator dalam aksi menyebut bahwa kenaikan tunjangan DPR sangat kontras dengan realitas rakyat yang harus menghadapi tingginya harga kebutuhan pokok, lapangan kerja yang terbatas, dan daya beli yang menurun.

Massa menilai, seharusnya wakil rakyat menunjukkan empati dengan menahan diri dari kebijakan yang hanya menguntungkan elite politik.

Simak halaman selanjutnya: Aksi demonstrasi berujung ricuh...

Related Posts

News Update

Netizen +62