Mengagetkan, Singapura Bangkrut dengan Resesi Teknikal?
Page 2

Mengagetkan, Singapura Bangkrut dengan Resesi Teknikal?


Mitigasi EWS Sangatlah Penting!

Mitigasi dengan menggunakan early warning system (EWS) dapat berpengaruh signifikan dalam menghadapi resesi Singapura dengan memungkinkan pemerintah dan pelaku ekonomi untuk mengambil tindakan preventif dan mitigatif yang lebih efektif.

Untuk mengatasi resesi teknikal, Singapura di antaranya dapat melakukan beberapa langkah strategis. Satu, melakukan pelonggaran kebijakan moneter untuk meningkatkan likuiditas dan menurunkan suku bunga, sehingga dapat meningkatkan konsumsi dan investasi.

Dua, melakukan stimulasi fiskal dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah dan memberikan insentif pajak untuk meningkatkan konsumsi dan investasi.

Tiga, meningkatkan diversifikasi ekonomi dengan mengembangkan sektor-sektor baru, seperti teknologi dan inovasi, untuk mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor tradisional. Empat, meningkatkan investasi pada infrastruktur, pendidikan, dan penelitian untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi.

Lima, meningkatkan kerja sama regional dengan negara-negara ASEAN untuk meningkatkan perdagangan dan investasi regional. Enam, mengembangkan sektor jasa, seperti keuangan, logistik, dan pariwisata, mengingat pariwisata Singapura menjadi devisa negara yang dominan untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi ketergantungan pada sektor manufaktur.

Langkah-langkah strategis tersebut dapat meningkatkan kemampuan ekonomi Singapura dalam menghadapi resesi teknikal dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan berkelanjutan secara inklusif.

Baca juga: IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global, AS Terancam Resesi di 2025

Dampak Resesi Singapura terhadap Indonesia

Singapura merupakan investor strategis bagi Indonesia. Pada 2019, penanaman modal asing (PMA) Singapura ke Indonesia sebesar US$6,5 miliar, menjadi yang terbesar dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Jika Singapura mengalami resesi, investasi dari Singapura ke Indonesia akan mengalami penurunan.

Singapura juga merupakan pasar ekspor nonmigas Indonesia. Pada periode Januari-April, nilai ekspor nonmigas ke Singapura sebesar US$3,53 miliar, sementara impor US$2,94 miliar. Resesi di Singapura dapat mengurangi nilai ekspor dan impor antarkedua negara ini.

Sektor riil Indonesia sudah pasti terkena dampaknya, begitu juga dengan sektor finansial. Semua sudah merasakannya pada Maret lalu ketika IHSG dan rupiah ambrol. IHSG dan rupiah mengalami penurunan signifikan ketika resesi Singapura diantisipasi oleh investor.

Resesi Singapura juga dapat berdampak pada perekonomian global, terutama jika negara-negara lain juga mengalami resesi. Hal ini dapat memengaruhi stabilitas ekonomi Indonesia dan pertumbuhan investasi.

Namun, perlu diingat bahwa dampak resesi Singapura pada Indonesia dapat bervariasi, tergantung pada beberapa faktor, seperti kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi domestik.

Saatnya kita berpikir untuk model pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan, ketika sektor manufaktur sudah tidak lagi jadi penupang utama pertumbuhan ekonomi. Sebab, dunia sudah masuk pada era “deindustrialisasi”. Deindustrialisasi around the world, termasuk Indonesia. (*)   

Related Posts

News Update

Netizen +62