Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyiapkan Rancangan Peraturan OJK tentang insentif bagi bank yang meningkatkan efisiensinya. Berbagai insentif telah disiapkan OJK pada bank yang bisa menekan Net Interest Margin (NIM/ Marjin Bunga Bersih) serendah mungkin.
Menyikapi hal tersebut, Presiden Direktur PT Maybank Indonesia, Taswin Zakaria mengungkapkan, bahwa selama ada pertumbuhan ekonomi di 2016 ini, maka tidak perlu ada kekhawatiran yang berlebih terkait dengan Rancangan Peraturan OJK mengenai insentif NIM rendah bagi bank.
“Ke depannya selama ada pertumbuhan ekonomi, sehingga pertumbuhan kredit masih terjaga, dan selama masih bisa jaga posisi likuiditas yang sehat dan terjaga saya pikir gak ada kekhawatiran soal turunnya NIM di perbankan,” ujar Taswin di Jakarta, Selasa, 23 Februari 2016.
Menurutnya, bank-bank di Indonesia tidak semata-mata hanya bertopang pada marjin bunga bersih. Dia menilai, masih ada banyak ruang bagi bank dari produk diluar landing yang dapat menghasilkan fee income. Sehingga, diharapkan perbankan masih dapat tumbuh lebih baik
“Kami pertumbuhan fee income cukup baik diluar landing, termasuk e-channel dan transaction banking yang tumbuh 2 tahun ini. Jadi kombinasikan antara NIM dan ini harapannya dapat terjaga baik,” tukas Taswin.
Sebelumnya Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad mengatakan, insentif yang telah disiapkan OJK bagi bank yang bisa menekan NIM-nya serendah mungkin, akan segera dirilis pada bulan depan
“Macam-macam berbagai macam kemudahan, apa kemudahan mendirikan atau membuka kantor dan sebagainya pada waktunya nanti akan kita ekspos rasanya dalam 3-4 minggu nih sedang kita siapkan mudah-mudahan bulan depan aturannya sudah keluar,” tegasnya.
Muliaman juga menuturkan, OJK tidak mengarahkan bank untuk mencapai target NIM tertentu, namun pemberian insentif berupa kemudahan-kemudahan dalam pembukaan cabang dan lain-lain. Namun, pemberian insentif akan disesuaikan dengan raihan NIM masing-masing bank, makin rendah NIM-nya, maka insentif yang diperoleh pun akan makin besar.
“Enggak ada target. Insentif bagi mereka yang bisa turunkan NIM, sehingga nanti bunga kredit ujungnya jadi single digit,” tutup dia. (*) Rezkiana Nisaputra