Jakarta– Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menerima Penugasan Khusus dari Pemerintah melalui Keputusan Menteri Keuangan No.1156/KMK.08/2015 untuk menyediakan fasilitas pembiayaan atas program ekspor gerbong kereta penumpang kepada Bangladesh. Dalam rangka penetrasi dan pengembangan ekspor ke non-traditional market, serta untuk melaksanakan mandat Penugasan Khusus kepada Indonesia Eximbank, telah dilakukan penandatanganan pembiayaan kepada PT Industri Kereta Api (INKA) dengan nilai sebesar Rp 270 miliar pada tanggal 09 Februari 2016 yang dilaksanakan di Jakarta.
Ketua Dewan Direktur LPEI, Ngalim Sawega mengatakan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.1156/KMK.08/2015, tersebut, Indonesia Eximbank memiliki mandat untuk menyalurkan fasilitas kepada badan usaha yang memiliki kemampuan dan kapasitas dalam memproduksi gerbong penumpang kereta api – PT INKA (Persero), untuk melakukan ekspor produk gerbong kereta api ke negara tujuan Bangladesh.
“Pembiayaan ekspor tersebut menggunakan skema penugasan khusus ekspor atau NIA (National Interest Account) , karena ekspor ke negara non-traditional market ini secara komersial kurang feasible dan berisiko dalam pembiayaannya. Adapun alokasi dana untuk proyek tersebut sebesar Rp 300 miliar dengan jangka waktu penugasan sampai dengan 31 Desember 2016,” kata Ngalim dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, 9 Februari 2016.
Pemilihan Bangladesh sebagai negara tujuan ekspor industri kereta api Indonesia karena Pemerintah Bangladesh memiliki proyek pembangunan perkeretaapian yang berkelanjutan di tengah kondisi makroekonomi yang relatif baik. Dengan jumlah populasi yang tinggi 158 juta jiwa di Tahun 2014, terbesar ke 8 di dunia), kebutuhan moda transportasi masal yang efisien, cepat dan aman seperti kereta api semakin dibutuhkan oleh negara tersebut.
Negara pesaing utama Indonesia dalam proyek ini adalah India dan Tiongkok yang menawarkan harga kompetitif dimana keduanya didukung penuh oleh Eximbank masing-masing negara. Untuk itu, dukungan Pemerintah melalui Indonesia Eximbank menjadi sangat penting karena sulit bagi Indonesia berkompetisi apabila melalui skim komersial.
Menurutnya, proyek ekspor gerbong penumpang kereta api ke Bangladesh memiliki nilai strategis bagi PT INKA karena supply record- export order dan kepuasan pelanggan luar negeri menjadi salah satu syarat utama dalam evaluasi pada tender-tender internasional. Proyek ini juga menjadi showroom yang efektif untuk memasuki pasar negara Asia Tengah seperti Pakistan, Srilanka, Asia Tenggara dan Timur Tengah lainnya, yang juga sangat berminat terhadap produk gerbong penumpang kereta api buatan Indonesia.
Selain itu, dampak multiplier bagi ekonomi nasional tidak hanya terbatas pada PT INKA tetapi juga pada industri besar lainnya di dalam negeri yang ikut berperan dalam memasok kebutuhan untuk industri kereta api, antara lain industri baja, industri pengecoran, industri komponen kereta, industri permesinan dan puluhan industri lainnya yang bergerak dalam bidang perlistrikan seperti kabel, panel control , lampu, serta bidang komponen karet dan bidang interior.
“Proyek ini menjadi strategis karena didukung oleh industri kecil menengah dan beberapa BUMN terkait antara lain PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Barata (Persero), PT Pindad (Persero) & PT LEN (Persero),” tukas Ngalim.(*) Ria Martati