Jakarta–PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) meminta Bank Indonesia (BI) untuk mencermati ruang penurunan kembali rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Primer, setelah terakhir diturunkan sebesar 1 persen pada tahun lalu, menjadi 6,5 persen.
Direktur Utama BRI Suprajarto mengungkapkan, mengetatnya likuiditas bank yang menyebabkan LDR BRI meningkat menjadi 93 persen, telah mendorong perseroan untuk meminta regulator merelaksasi beberapa aturan salah satunya penurunan GWM Primer.
“Kita sedang melakukan berbagai sinergi terutama untuk pertumbuhan DPK, kita juga meminta BI merelaksasi beberapa aturan dan ini terkait dengan LDR. Relaksasi LDR mungkin ke GWM, sudah kita mintakan ke mereka ada terkait dengan penurunan GWM,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menambahkan, agar likuiditas longgar dan LDR menurun, maka Bank Sentral perlu menurunkan kebijakan GWM Primernya menjadi 5 persen atau turun 1,5 persen dari GWM Primer saat ini yang sebesar 6,5 persen. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More