Dengan penurunan GWM Primer menjadi 5 persen, maka likuiditas BRI akan bertambah Rp10 triliun. Hal tersebut tentu akan berdampak pada LDR perseroan yang saat ini berada pada level 93 persen. Sehingga, diharapkan LDR perseroan dapat kembali turun dibawah 93 persen.
“Kita kan pernah 5 persen GWM-nya, dana (DPK) kami sekarang Rp700 triliun, jadi nanti dihitung saja 1,5 persen, dari 6,5 persen turun ke 5 persen lalu dikali Rp700 triliun, jadi tambahannya itu sekitar Rp10 triliun,” tegas Haru.
Baca juga: Keluar dari Perang Likuiditas
Dia mengatakan, dengan tambahan likuiditas yang sebesar Rp10 triliun itu, maka perseroan akan lebih gencar melakukan ekspansi. “Kalau kita mau ekspansi lebih cepat lagi harus didukung dari ekosistemnya. Kalau GWM diturunkan jumlah yang tersimpan di BI kan berkurang maka itu kembali ke perbankan dan bisa dipake untuk ekspansi,” katanya.
Sebelumnya, Bank Sentral juga pernah memberikan sinyal untuk kembali melonggarkan GWM Primer dari level yang saat ini berada di 6,5 persen. Namun demikian, pihaknya masih mencermati ruang penurunan GWM Primer tersebut. Ruang pelonggaran GWM Primer yang masih terbuka ini, dinilai bisa mendorong likuiditas perbankan di 2017. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More