UMKM, terutama yang bergerak di bidang industri, apalagi yang bersifat padat karya, mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja. Selain itu, mampu mendistribusikan hasil-hasil pembangunan di Indonesia sehingga mengurangi gap kesejahteraan.
Kesimpulannya, kinerja dan kontribusi UMKM harus ditingkatkan dan pembiayaan UMKM harus diarahkan ke sektor produktif. Perlu dicatat bahwa aspek kinerja UMKM di Indonesia masih relatif rendah jika dibandingkan dengan UMKM di negara-negara ASEAN lain. Terutama, dari segi produktivitas, kontribusi ekspor, partisipasi untuk produksi global dan regional, serta kontribusi terhadap nilai tambah.
Tanpa adanya dukungan, sulit bagi para pelaku UMKM untuk lebih berkembang di tengah mengguritanya konglomerasi di dunia usaha. Upaya meningkatkan kinerja dan kontribusi UMKM terhadap perekonomian harus menjadi keinginan bersama berbagai pihak, mulai dari pelaku UMKM, pemerintah, lembaga keuangan dan perbankan, lembaga penjaminan, perusahaan-perusahaan besar, hingga unsur-unsur politik di negeri ini. (*)
Penulis adalah Direktur Utama Jamkrindo dan Ketua Umum Asippindo
Jakarta - BPJS Ketenagakerjaan bersama Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) bersinergi untuk meningkatkan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Jumat, 20… Read More
Jakarta - PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk akhirnya buka suara ihwal penarikan varian rasa Indomie… Read More
Jakarta – Mahkamah Agung (MA) resmi menolak permohonan kasasi PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex… Read More
Jakarta – Rupiah diproyeksi melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat setelah data Produk… Read More
Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meralat pernyataan sebelumnya terkait dugaan korupsi dana tanggung jawab… Read More