UMKM, terutama yang bergerak di bidang industri, apalagi yang bersifat padat karya, mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja. Selain itu, mampu mendistribusikan hasil-hasil pembangunan di Indonesia sehingga mengurangi gap kesejahteraan.
Kesimpulannya, kinerja dan kontribusi UMKM harus ditingkatkan dan pembiayaan UMKM harus diarahkan ke sektor produktif. Perlu dicatat bahwa aspek kinerja UMKM di Indonesia masih relatif rendah jika dibandingkan dengan UMKM di negara-negara ASEAN lain. Terutama, dari segi produktivitas, kontribusi ekspor, partisipasi untuk produksi global dan regional, serta kontribusi terhadap nilai tambah.
Tanpa adanya dukungan, sulit bagi para pelaku UMKM untuk lebih berkembang di tengah mengguritanya konglomerasi di dunia usaha. Upaya meningkatkan kinerja dan kontribusi UMKM terhadap perekonomian harus menjadi keinginan bersama berbagai pihak, mulai dari pelaku UMKM, pemerintah, lembaga keuangan dan perbankan, lembaga penjaminan, perusahaan-perusahaan besar, hingga unsur-unsur politik di negeri ini. (*)
Penulis adalah Direktur Utama Jamkrindo dan Ketua Umum Asippindo
Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dibuka pagi ini, Selasa (8/4), langsung mengalami trading halt lantaran… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka ambles ke level 5.912,06 atau turun 9,19… Read More
Jakarta - The rupiah is expected to move in the range of Rp16,800 per US… Read More
By: Dr. Hendrikus Passagi, Legal Consultant and Financial Market Analyst Jakarta - In order to… Read More
Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, meminta pihak pemerintah, khususnya Presiden… Read More
By Yazid Bindar, Professor of Bandung Institute of Technology The weakening of the rupiah exchange… Read More