Bandung – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) membukukan penyaluran kredit sebesar Rp113,40 triliun (konsolidasi) per September 2022. Angka tersebut meningkat 12% (yoy) dibandingkan Rp101,27 triliun di tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit juga dibarengi dengan perbaikan aset, di mana rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) terjaga di level 1,1%.
“Kredit segmen korporasi komersial menjadi salah growth driver dengan pertumbuhan 29,5%, atau menjadi Rp25,9 triliun, khususnya segmen korporasi-korporasi besar, sindikasi, dan BUMN,” ujar Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi dalam Analyst Meeting Bank BJB 3Q-2022 yang digelar Senin, 31 Oktober 2022.
Selain itu, segmen kredit konsumer dan UMKM juga mengalami pertumbuhan. Kredit UMKM tercatat tumbuh 9,7% menjadi Rp6,6 triliun, termasuk kredit usaha rakyat (KUR). BJB juga baru saja mendapat tambahan kuota KUR sebesar Rp500 miliar, sehingga total kuota KUR pada 2022 mencapai Rp2,1 triliun.
“Di triwulan terakhir 2022, kami tetap memiliki optimisme. Ruang pertumbuhan kredit masih terbuka, dan didukung berbagai kebijakan pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi,” ujar Yuddy.
Dengan fungsi intermediasi yang tumbuh positif, perolehan laba Bank BJB pun mengembang. Laba sebelum pajaknya mencapai Rp2,22 triliun, atau melonjak 23,3% secara tahunan. Sedangkan total asetnya tercatat tumbuh 6,9%, atau menjadi Rp170,2 triliun. Dengan aset tersebut, Bank BJB menjadi bank beraset terbesar ke-14 di industri perbankan nasional.
Kinerja positif Bank BJB, lanjut Yuddy, juga ditopang oleh transformasi digital yang dijalankan perseroan. Pengguna mobile Apps Bank BJB, yakni BJB Digi sudah tembus 1,1 juta users, atau meningkat 123,57% dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan merchant QRIS mencapai 781.922 merchant, tumbuh 113,56%. Total agen laku pandai Bank BJB pun sudah mencapai 12,032 agen. (*) Ari Astriawan