MEMILIKI rumah sudah pasti menjadi impian semua orang. Tak terkecuali untuk para generasi muda (milenial) yang mulai sulit mencari program KPR (Kredit Pemilikan Rumah) yang cocok dengan kantong mereka. Tidak bisa dipungkiri hingga kini generasi milenial masih kesulitan mengakses layanan KPR/KPA. Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut ada sekitar 81 juta orang di segmen generasi milenial yang belum memiliki rumah. Angka tersebut setara dengan 31% dari jumlah populasi di Indonesia.
Generasi milenial dan rumah, merupakan benang merah yang wajib dibahas karena sangat menarik. Apalagi golongan ini dianggap menjadi penggerak di beberapa sektor bisnis yang berkembang saat ini. Bukan hanya soal mampu atau tidaknya para milenial membeli rumah, namun juga apakah rumah sudah menjadi prioritas mereka untuk dibeli. Akan tetapi belakangan minat milenial untuk memiliki rumah terus meningkat. Membeli rumah memang tidak mudah dan tidak murah. Dana yang disiapkan pun tidak sedikit.
Kondisi saat ini, harga properti semakin tinggi dan semakin meninggalkan daya beli. Artinya, akan semakin sulit untuk membeli hunian. Daya beli selalu terkalahkan dengan peningkatan harga properti yang semakin tinggi, di mana pada saat tertentu, pasar sudah bisa membeli lagi properti dan hanya bisa menyewa. Pilihan kemudian jatuh kepada kaum milenial itu sendiri, antara tetap membeli rumah di pinggiran kota, menyewa apartemen, atau menyewa rumah kos-kosan.
Melihat kebutuhan ini, banyak program yang diluncurkan oleh perbankan melalui produk KPR/KPA. Uang muka (down payment/DP) suku bunga yang rendah dan juga cicilan terjangkau tentunya jadi penawaran menarik. Ini merupakan solusi akan permasalahan kaum milenial agar mereka bisa memiliki rumah tanpa harus mengubah gaya hidup atau mengorbankan hobi mereka seperti traveling dan shopping. Besarnya potensi pasar dari generasi milenial, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, (BTN) pun berinovasi melalui penyediaan layanan KPR/KPA yang lebih mudah diakses dan terjangkau bagi masyarakat, dengan meluncurkan kembali Program “KPR Gaeesss For Millenials” dan dapat diakses melalui aplikasi BTN Properti.
Program KPR tersebut diracik sesuai dengan karakteristik kaum milenial yang menginginkan layanan mudah diakses dan cicilan terjangkau. KPR Gaeesss For Millenials merupakan kredit untuk pemilikan hunian bagi kaum milenial berusia 21-35 tahun. Untuk KPR bagi kalangan muda ini, Bank BTN memberikan berbagai gimmick menarik diantaranya uang muka (DP) mulai dari 1%, bebas biaya admin, suku bunga single digit, diskon provisi 50%, dan jangka waktu kredit hingga 30 tahun.
“KPR Gaeesss untuk milenial ini lebih mudah, jadi tenornya lebih panjang, dan DP rasio turun murah sekali. Ada program suku bunga khusus, misalnya payroll di kita bunganya 6,99% fix selama dua tahun. Ini untuk milenial dan mendorong mereka supaya mau beli rumah atau mulai beli rumah dengan KPR jauh-jauh hari sebelum dia terdesak untuk beli rumah,” kata Nixon LP Napitupulu selaku Plt Direktur Utama BTN.
Adanya program KPR Gaeesss, diharapkan para milenial yang baru mulai bekerja 1-3 tahun, sudah mulai memikirkan huniannya. “Pegawai baru, kita dorong untuk bisa memiliki rumah lewat KPR gaeesss. Lalu kita juga ada campaign hidup gak cuma tentang hari ini, jadi kita mendorong anak-anak untuk berpikir lagi tentang menabung dan memiliki rumah, untuk invest, jadi kita dorong lagi untuk semangat gak cuma traveling dan consumption, jadi gak cuma menghabiskan income untuk lifestyle saja, tapi juga mulai berpikir 20% at least untuk menabung atau mencicil rumah,” tambah Nixon.
Maka dari itu, BTN pun memberi kemudahan bagi para milenial dalam memiliki rumah. Selain melalui KPR Gaeesss, kaum milenial juga bisa berburu rumah dan mengajukan KPR secara online melalui BTN Properti. Di era digital saat ini, masyarakat semakin dimudahkan untuk memiliki huniannya. Anda tidak perlu mendatangi pameran properti satu per satu, cukup mengunjungi laman www.btnproperti.co.id, maka Anda bisa mencari rumah yang sesuai dengan selera.
Bahkan, juga bisa melakukan simulasi perhitungan KPR untuk mengetahui cicilannya. Bila sesuai, maka Anda bisa mengajukan KPR rumah tersebut secara online. Sangat praktis, dan Anda tidak perlu keluar rumah untuk mencari rumah baru, apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
“Ini tentu karena pelayanan yang lebih cepat. Kalau yang kita lakukan sebenarnya belajar dari Covid kita belajar lebih digital. Yang pertama kita belajar btnproperti, orang lebih bisa lihat rumah yang akan mereka beli, dan gambarnya 3d, bisa masuk kamar ruang tamu, dapur dsb, dan para developer mulai pasang penjualan rumahnya di portal kita. Kedua kita juga kemarin melakukan dua kali pameran perumahan secara virtual, dulu kan selalu pameran rumah besar-besaran secara fisik di Jakarta maupun di luar Jakarta, nah ini kita ubah menjadi virtual,” ucap Nixon.
Animo masyarakat untuk mencari huniannya di laman www.btnproperti.co.id sangatlah tinggi. Hal ini tercermin dari data Bank BTN yang menunjukkan bahwa jumlah orang yang mengunjungi portal BTN Properti hingga kuartal III-2020 telah mencapai 3 juta lebih pengunjung dengan total unit rumah yang diminati mencapai 3.806 unit. Sedangkan untuk pengajuan KPR melalui laman www.btnproperti.co.id tercatat sebanyak 17.967 dengan total nilai transaksi yang sebesar Rp1,18 triliun.
“Sudah terjadi lebih dari Rp1 triliun pencairan KPR yang awalnya diajukan lewat portal BTN Properti jadi tidak secara fisik. Jadi ini angkanya pasti akan membesar terus,” ujar Nixon.
Mortgage bank jadi solusi
Kenaikan harga yang tidak sesuai dengan penghasilan dan daya beli masyarakat menjadi faktor utama untuk memiliki rumah. Kondisi ini juga membuat generasi milenial patah arang untuk memiliki rumah sendiri. Bahkan, banyak yang pesimis generasi anak muda saat ini sulit untuk bisa punya rumah. Kesulitan utama dalam memiliki rumah adalah tidak memiliki dana untuk membayar uang muka yang merupakan prasyarat untuk Kredit Pemilikan Rumah. Sementara itu, hampir mustahil mengambil rumah jika tidak lewat kredit ke bank.
Memang banyak program yang diluncurkan oleh perbankan melalui produk KPR/KPA. Namun di sisi lain, mortgage bank juga dianggap dapat memberikan solusi bagi permasalahan menurunnya kemampuan sebagian besar masyarakat dalam pemilikan rumah. Pembiayaan pemilikan rumah melalui KPR bank saat ini masih terjadi mismatch antara pembiayaan perumahan yang berjangka panjang dengan sumber pembiayaan bank yang berjangka pendek. Alhasil, adanya gangguan pada sumber dana jangka pendek di perbankan (giro, deposito, tabungan) akan mengganggu pasok dan bunga KPR.
Asal tahu saja, mortgage bank sendiri bentuknya tidak harus berupa lembaga keuangan bank (LKB), tetapi dapat juga berwujud lembaga keuangan non bank (LKNB). Jika dijelaskan secara sederhana, suatu mortgage bank berperan dalam mendanai kredit-kredit perumahan yang berjangka panjang. Untuk itu, lembaga tersebut haruslah memiliki sumber dana yang juga berjangka panjang seperti saham, obligasi, atau dana pensiun.
Untuk menangkap peluang ini, Bank BTN pun memiliki misi khusus untuk menjadi The Best Mortgage Bank in South East Asia di 2025. Bank BTN sudah menerapkan beberapa strategi untuk mencapai misinya tersebut. Salah satu caranya adalah mencanangkan budaya kerja baru yaitu AKHLAK yang merupakan singkatan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
Budaya kerja yang memang menjadi budaya bersama BUMN ini akan menjadi core values perusahaan dalam menjalankan bisnisnya sekaligus menjadi mitra pemerintah dalam membangun ekonomi masyarakat. Core value AKHLAK merupakan budaya perusahaan yang senantiasa harus dijadikan pedoman perilaku BTNers-sebutan bagi karyawan BTN. BTNers sendiri adalah singkatan dari BTN Employee Rising Stars.
Nixon LP Napitupulu mengungkapkan, bahwa Bank BTN ingin menjadi bank mortgage yang pertumbuhannya terbaik di ASEAN. Menurutnya, angka penetrasi KPR di Indonesia itu masih lebih kecil bila dibandingkan dari Malaysia, Singapore, Thailand, dan Filipina. Secara portofolio pun, bank asal Singapore yakni DBS dan juga Maybank Malaysia memiliki portofolio lebih dari 40% di mortgage. Maka dari itu, ia meyakini, ruang atau potensi KPR di Indonesia masih sangatlah besar.
“Pertumbuhannya siapa yang paling bagus dalam 5 tahun sampai 2025. Kita ingin menjadi bank mortgage yang pertumbuhannya terbaik di ASEAN. Potensinya kenapa? Kita yakin angka penetrasi KPR di Indonesia itu lebih kecil dari Malaysia, Singapore, Thailand, even Filipina. Kita itu baru 3% jadi kita masih yakin roomnya besar di Indonesia,” ujar Nixon.
Penyaluran KPR subsidi masih menjadi andalan Bank BTN untuk program Sejuta Rumah. Bank BTN akan terus berkontribusi membantu pemerintah dalam program tersebut. Dalam 5 tahun mendatang, Bank BTN berkomitmen untuk dapat memberikan pembiayaan kredit KPR kepada 1,5 juta penduduk Indonesia. Untuk dapat mencapai target tersebut, Bank BTN akan menaikkan target pembiayaan untuk perumahan subsidi sekitar 300 ribu unit rumah di tiap tahunnya. Target ini naik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang berkisar 100 ribu unit rumah.
“Yang kita kejar adalah 1,5 juta dalam 5 tahun ke depan akses mbr untuk bisa memiliki rumah ke btn, jadi 1,5 juta rumah yang mau kita deliver ke masyarakat untuk bisa memiliki rumah. Dengan angka 1,5 juta rumah kita kalikan harga yang naik tiap tahun, maka kita bisa prediksi akan menjadi bank dengan pertumbuhan tertinggi di antara DBS, Maybank, kita optimis itu bisa kita kejar as long as 300 ribu per tahun bisa kita make sure,” papar Nixon.
Untuk menjadi The Best Mortgage Bank in South East Asia di 2025, Bank BTN pun butuh dukungan dari pemerintah agar misinya tersebut tercapai. Kepastian kuota subsidi perumahan, hingga perizinan menjadi kunci agar keinginan Bank BTN tersebut dapat terealisasi. Selain itu, dari sisi modal, lanjut Nixon, Bank BTN juga membutuhkan suntikan modal dari pemerintah yang akan diajukan untuk penambahan modal di 2022. Dengan penambahan modal tersebut, maka kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Bank BTN akan terjaga hingga 2025.
“Kita sedang bicara dengan kantor BUMN untuk dapat kesempatan nambah modal kurang lebih Rp5 triliun. Dengan rincian Rp3 triliun dari pemerintah, dan Rp2 triliun dari publik. Tujuannya apa? Satu untuk support pertumbuhan sampai 2025 ini kita harus memperhitungkan kebutuhan modalnya juga. Dengan tumbuh 1,5 juta (KPR) yang dibiayai, maka kita butuh modalnya Rp5 triliun, sehingga CAR nya bisa terjaga dengan baik sampai tahun 2025,” paparnya.
KPR Milenial dan menjadi The Best Mortgage Bank in South East Asia di 2025 merupakan misi utama Bank BTN. Kedua fokus ini optimis bisa dapat dicapai oleh perusahaan bila didukung oleh pemerintah. Pemerintah memang kian fokus pada sektor perumahan. Salah satunya melalui program Satu Juta Rumah yang diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2015. Program ini dilaksanakan dalam rangka mendorong percepatan dan peningkatan kolaborasi antar stakeholders perumahan untuk menyediakan rumah yang layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Di masa pandemi ini, rumah menjadi penopang utama berbagai aktivitas seperti bekerja, beribadah, hingga sekolah. Akan tetapi jangan sampai masyarakat dan kaum milenial tidak memiliki rumah, namun jangan sampai juga memaksakan membeli hunian. Maka dari itu, kembali lagi kepada masyarakat dan kaum milenial. Tidak ada yang salah membeli hunian bila mampu, dan tidak ada yang salah juga menyewa hunian bila memang belum saatnya. (*)