Jakarta – Data Bank Indonesia menyebutkan, Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2016 mencapai 0,69% (month to month/mtm). Inflasi IHK pada periode Idul Fitri 2016 tersebut cukup terkendali dan lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi periode Idul Fitri dalam empat tahun terakhir.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menjelaskan, hal ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh Pemerintah serta koordinasi yang kuat antara Pemerintah dan Bank Indonesia dalam menghadapi Idul Fitri. Tirta menguraikan, inflasi IHK secara year to date (ytd) dan tahunan (year on year/yoy) masing-masing mencapai 1,76% (ytd) dan 3,21% (yoy).
Terkendalinya inflasi, menurut Tirta, bersumber dari inflasi komponen volatile foods (VF) yang terjaga dan inflasi komponen inti yang rendah. Inflasi komponen VF tercatat sebesar 1,20% (mtm) atau 7,14% (yoy), lebih rendah dari rata-rata inflasi VF pada periode Idul Fitri empat tahun terakhir. Di sisi lain, inflasi komponen administered prices (AP) tercatat sebesar 1,32% (mtm), atau secara tahunan mencatat deflasi sebesar 0,85% (yoy).
Tirta menambahkan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan inflasi inti, yakni, terbatasnya permintaan domestik, menguatnya nilai tukar rupiah dan terkendalinya ekspektasi inflasi. Ia meyakini, bahwa kedepan, inflasi masih akan terkendali. “Sasaran inflasi 2016, yaitu 4% plus minus 1% (yoy)” imbuhnya. Untuk menekan inflasi, pemerintah akan terus berkordinasi serta fokus pada upaya menjamin pasokan dan distribusi, khususnya berbagai bahan kebutuhan pokok dan menjaga ekspektasi inflasi.(*)