Jakarta – PT Medikaloka Hermina Tbk (Hermina) berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp4,42 triliun pada periode 2020. Pencapaian positif itu berhasil membuat laba setelah pajak dan kepentingan non-pengendali (PATMI) mencapai Rp473,2 miliar. Kinerja yang baik ini melampaui target / guidance yang telah dikomunikasikan ke publik.
Meskipun dalam situasi yang challenging, Perseroan berhasil beradaptasi dan berperan aktif di dalam usaha nasional menanggulangi pandemic Covid-19. Seluruh rumah sakit di bawah naungan Hermina mampu menerima dan menangani pasien Covid-19.
Mengutip keterbukaan informasi yang dipublikasi, Rabu, 2 Juni 2021, Hermina juga mengakhiri tahun 2020 dengan posisi likuiditas yang baik dengan total kas sebesar Rp985,7 miliar, meningkat dari Rp593,3 miliar di 2019. Neraca Perseroan berada pada posisi yang sangat sehat dengan rasio hutang bersih terhadap EBITDA sebesar 0,4x.
Pencapaian penting lainnya di tahun 2020 adalah penerbitan obligasi perdana Hermina di September 2020 dengan rating AA-, yang bertujuan untuk memperkuat struktur finansial, mendiversifikasi sumber pendanaan, dan memenuhi kebutuhan belanja modal/modal kerja Perseroan. Hal ini merupakan sebuah refleksi dari optimisime yang dimiliki oleh investor terhadap ketahanan bisnis Hermina.
Dalam hal pengembangan bisnis, Hermina baru-baru ini telah membuka rumah sakit Hermina ke-42 di Cibitung, Bekasi. Hermina juga sedang menjalankan pembangunan rumah sakit di Cilegon, Banten dan Soreang, Jawa Barat. Hermina diperkirakan akan memiliki 44 rumah sakit dan 5.400 tempat tidur pada akhir tahun 2021.
Seperti diketahui, PT Medikaloka Hermina Tbk merupakan jaringan rumah sakit umum terbesar di Indonesia dengan pengalaman selama 36 tahun dalam memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan profesional.
Di samping memiliki sejarah yang kuat dalam pelayanan ibu dan anak, Hermina telah mengembangkan diri untuk memberikan layanan spesialisasi kesehatan yang menyeluruh.
Sampai dengan 31 Mei 2021, Perseroan telah memiliki 42 rumah sakit yang terdiri dari 8 rumah sakit tipe B dan 34 rumah sakit tipe C dimana terdapat lebih dari 3.900 dokter umum dan spesialis yang tersebar di 26 kota Indonesia. (*)