Kemenparekraf Siapkan Strategi Pembangunan SDM Untuk Hadapi MEA

Kemenparekraf Siapkan Strategi Pembangunan SDM Untuk Hadapi MEA

Jakarta–Dalam rangka menghadapi persaingan sumber daya manusia (SDM) di sektor pariwisata pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan juga persaingan secara global, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menyusun berbagai macam strategi pembangunan SDM kepariwisataan di dalam negeri.

Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kemenparekraf, Muhammad Ahmansyah mengatakan, pihaknya telah melakukan pembangunan SDM di sektor pariwisata melalui dua jalur, yaitu lewat pendidikan formal dan pendidikan non-formal.

Untuk pendidikan formal, pembangunan SDM lewat pendidikan formal, hingga saat ini Kemenparekraf telah menyediakan empat lembaga pendidikan tinggi kepariwisataan, yaitu Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, STP Nusa Dua Bali, Politeknik Pariwisata Negeri Makassar, dan Akademi Pariwisata Medan.

Sedangkan pada tahun depan, Kemenparekraf akan menambah dua perguruan tinggi kepariwisataan di dua daerah, yaitu Palembang dan Lombok, sehingga secara total akan ada enam perguruan tinggi kepariwisataan.

“Tahun depan kita mau tambah dua perguruan tinggi, yaitu Politeknik Pariwisata Negeri Palembang dan Politeknik Pariwisata Negeri Lombok. Tahun depan Akademi Pariwisata Medan juga akan menjadi Politeknik Pariwisata Negeri Medan,” ujarnya pada pelatihan ‘Membentuk Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Berdaya Saing’ yang digelar oleh Lembaga Pengembangan Pariwisata Indonesia di Jakarta.

Dari sisi pendidikan non-formal, Kemenparekraf telah menjalin kerjasama dengan instansi terkait dalam program sertifikasi SDM pariwisata yang berstandar ASEAN. Hingga saat ini, sekitar 150.000 SDM telah tersertifikasi dan ditargetkan pada 2019 ada 550.000 SDM yang tersertifikasi standar ASEAN.

“Kita punya program sertifikasi berstandar ASEAN. Pada tahun ini target 17.500 SDM tersertifikasi sudah tercapai. Pada tahun depan kita punya target 35.000 SDM atau naik dua kali lipat. Dan hingga 2019 akan terus meningkat sebanyak 35.000 SDM tiap tahun,” jelas dia.

Ahmansyah mengungkapkan, dalam pemberian sertifikasi ini, pihaknya bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi. Kemenparekraf juga memfasilitas dari sisi pembiayaan dan pelatihan asesornya.

Kemenparekraf juga menyediakan program pelatihan dasar SDM kepariwisataan, yang pada tahun ini dilakukan di beberapa provinsi dengan potensi pariwisata dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang besar. Hal ini sebagai langkah untuk menjamin ketersediaan SDM pariwisata pada provinsi tersebut. Namun pada tahun depan, Ahmansyah memastikan program pelatihan dasar SDM ini akan dilakukan pada 34 provinsi di Indonesia.

“Program pelatihan dasar kepariwisataan adalah sosialisasi pengetahuan kepariwisataan. Tujuanya menyebarluaskan pengetahuan kepariwisataan,” kata dia.

Selain itu, Kemenparekraf juga mengadakan program kerjasama dengan sekitar 105 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang telah berkomitmen mendukung dan turut aktif dalam pembangunan pariwisata nasional.

“Mereka sepakat menerapkan kurikulum berbasis kompetensi dan mendirikan lembaga sertifikasi di tempatnya masing-masing. Selain itu, mereka juga siap mensertifikasi lulusannya yang berstandar ASEAN. Itu ada 100.000 lulusan. Jadi ,kalau 50 persen saja yang tersertifikasi, maka akan sangat besar kontribusinya terhadap pembangunan pariwisata di Indonesia,” tandas Ahmansyah. (*) Rezkiana Nisaputra

Related Posts

News Update

Top News